Ikhtisar
Ramadhan adalah saat yang tepat untuk re-charge kembali kecerdasan emosional dan spiritual kita.
Berbagai materi baik audio maupun visual, buku-buku diperlukan untuk berbagai kalangan usia agar dapat mengkondisikan jiwa raga menyambut bulan yang istimewa. Alhamdulillah buku ini turut menyemarakan kembali hadirnya bulan agung melalui kisah-kisah nyata, cocok untuk generasi muda yang ingin menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk transformasi diri.
Buku ini banyak dibaca khalayak ramai, khususnya oleh anak-anak muda. Ditengah tantangan zaman yang semakin materialis dan mendewakan logika ini, anak-anak muda perlu tahu ada jalan-jalan asyik yang bisa ditempuh.
Yakni jalan iman yang seru, ajaib dan lebih membahagiakan serta menyelamatkan.
Ulasan Editorial
Ramadhan selalu menjadi bulan yang dirindukan dan tak tergantikan, meskipun aku selalu berupaya menghadirkan “suasana Ramadhan” di 11 bulan lainnya. Dan yang paling menarik menurutku adalah waktu mustajab doa pada saat menjelang buka puasa. Ini amalan yang favorit banget, analoginya saat Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional), para raksasa e-commerce sepakat untuk memberikan diskon sebesar-besarnya bagi para pelanggan untuk belanja sebanyak-banyaknya. Tapi kali ini, Allah Yang Maha Pemberi Rizki, udah meresmikan Hardonas (Hari Mustajabnya Doa Nasional), tentu betapa ruginya aku jika melewatkan kesempatan ini
Deta Triyawan
Kisah #AmazingRamadhan ini membawa ingatanku kembali kepada Ramadhan tahun 2016 yang lalu saat mendapat penugasan di Kota Bima. Tak seperti biasanya, Ramadhan kali ini kuniatkan untuk beriktikaf menginap di masjid saat 10 hari terakhir. Kami yang menginap di masjid bangun di 1/3 malam untuk berkhalwat dengan sang "Robbul Arsyil Adzim" mengharap ridhoNya. Dengan nuansa yang hening dan syahdu kami mengambil tempat masing-masing di sudut-sudut masjid dengan posisi ternyaman.
Pada malam itu aku ingat betul bertepatan dengan malam ganjil dan pada rakaat pertama, surat pendek yang kubaca adalah surat Al-Qadr. Sambil berusaha meresapi arti per ayat, entah mengapa pada ayat ke-4 hatiku bergetar hebat.
Rasa haru dan takjub muncul hingga tak terasa air mata ini menetes di pipi. Membayangkan betapa dahsyatnya apabila kita mendapat kemuliaan Lailatul Qadr.
Membayangkan betapa pada malam itu malaikat dengan izin Allah berbondong-bondong datang ke bumi sesuai dengan "Job Desc"-nya masing-masing. Aku merasa malam itu berbeda dengan malam-malam lainnya. Bahkan kesan itu sangat membekas hingga detik ini. Aku merasakan kenikmatan beribadah yang belum pernah kurasakan sebelumnya
Rifqi Nadhor
Mayoritas keluarga membawa anak-anaknya menikmati malam Ramadhan 1436H dengan beriktikaf di Masjid AlMa‟ruf Samarinda. Kami sekeluarga pun „mengungsi‟ ke masjid untuk beritikaf bersama. Kehamilan istri yang memasuki bulan ke-6, tidak menjadi hambatan. Terlebih lagi anak pertama, Za, yang masih berumur 2 tahun saat itu. Mungkin sebagian keluarga akan berfikir berulang kali untuk membawanya. Tapi kami yakin, masjid menjadi tempat paling nyaman bagi seluruh manusia. Ditambah syahdunya malam-malam ramadhan yang penuh keberkahan, selalu dirindui hamba-hamba yang haus kekhusyuan.
Malam demi malam dilalui, kami sekeluarga semakin akrab, berbuka bersama di serambi masjid, sahur dengan menu sederhana yang disediakan panitia, bahkan janin berumur 6 bulan yang biasanya rewel memainkan hormon sang bunda, tenang dan nyaman menikmati malam-malam ramadhan. Semoga pandemi berlalu dan kita bisa menikmati itikaf sebagai sarana mengakrabkan anggota keluarga sekaligus pengalaman paling mengesankan bagi anak-anak kita. Aamiin
Fajar Sidik
Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah terkabulnya doa yang dipanjatkan di bulan Ramadhan.
Saat bertugas di Singaraja di tahun 2010 dan harus berjauhan dengan keluarga tercinta, hasrat untuk dapat berkumpul kembali bersama keluarga begitu membuncah.
Doa pun senantiasa dilangitkan. Memasuki bulan Ramadhan, lantunan doa makin menderas. Waktu-waktu mustajab berdoa tatkala berpuasa, seperti saat berbuka puasa, senantiasa terlafal.
Hari raya pun tiba. Saatnya untuk bersilaturahmi dan mengunjungi orang tua, yang saat itu hanya ada ibu, sedangkan ayahanda sudah mendahului bertemu Sang Khalik. Dalam pelukannya, saya menyampaikan keluh kesah dan harapan kepada ibunda untuk mendoakan agar keinginan untuk berkumpul kembali bersama keluarga terkabul. Masya Allah. Doa yang tak henti dilangitkan dan didukung doa dari ibunda rupanya menembus langit. Tak lama pasca silaturahmi, saya mendapatkan SK mutasi ke Jakarta. Allahu Akbar. Rasa haru bercampur bahagia tak bisa digambarkan dengan kata-kata
Rahmatullah
Menjadi seorang pekerja kantoran, selalu membuat dilema saat bulan Ramadan, terutama saat 10 hari terakhir. Ingin rasanya memfokuskan diri secara penuh untuk beribadah dengan keutamaan yang ada di sepuluh hari terakhir Ramadan. Hingga akhirnya saya membulatkan tekad setahun sebelumnya, untuk mengikuti iktikaf Ramadan selama sepuluh hari penuh di salah satu masjid di kota Bandung. Dari awal tahun saya mehemat-hemat cuti yang saya miliki, tak lupa juga juga sudah meminta izin pada atasan jauh-jauh hari bahwa nanti pada saat bulan Ramadan akan mengambil cuti dalam jumlah banyak.
Keinginan yang dipendam lama itupun akhirnya terwujud.
Kita terkadang hanya berhadapan dengan ego kita, karena tunjangan dipotong sekian banyak, atau hal-hal yang sebenernya hanya menghalangi niat baik kita. MasyaAllah dipertemukan dengan orang-orang soleh yang amalannya luar biasa. Belum pernah? boleh kalau mau dicoba
M. Fahmi Trisnadi
Pendahuluan / Prolog
Paradoks Perasaan Ramadhan
Momentum bulan suci Ramadhan selalu mendatangkan rasa haru pada setiap hati para muslim. Hari kemenangan yang menjadi penutup dari bulan yang mulia tersebut, seringkali menimbulkan perasaan yang memberikan kenikmatan dan syukur kepada Allah.
Di satu sisi, kita bahagia sebab akhirnya datang juga hari kemenangan yang sekian lama dinanti. Namun pada sisi lain, rasa sedih sebab berpisah dengan Ramadhan juga tidak dapat untuk kita sembunyikan dari hati. Namun justru itulah yang menimbulkan keindahan, yang pada akhirnya kedua perasaan tersebut patut untuk kita syukuri sebab Allah masih memberikan perasaan tersebut dalam lubuk hati kita. Kitab sebut sebagai paradoks perasaan di bulan Ramadhan.
Ramadhan adalah bulan yang amazing, kemuliaan bulan paling agung tersebut memberikan keberkahan bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh mencarinya. Sebagai manusia lemah, tentu kita menginginkan agar diberikan pertolongan, kekuatan, dan keyakinan dalam mengarungi kehidupan yang tentu diharapkan agar selalu berkembang ke arah positif, atau terjadi keajaiban hidup menjadi semakin baik.
Salah satu malam di bulan Ramadhan, yakni Lailatul Qadar, menjadi malam yang fenomenal bagi umat manusia. Dikatakan fenomenal sebab pada malam tersebut ribuan malaikat turun ke bumi, banyak terjadi perubahan hidup pada diri manusia, banyak doa yang akhirnya terkabul, sehingga pada akhirnya berubah pula hidup seseorang sebab wasilah dari Lailatul Qadar, sebuah malam yang dikatakan lebih mulia daripada seribu bulan. Malam itulah pula yang semestinya menjadi bidikan para muslim kala memasuki Ramadhan, ibarat trophy yang menjadi target setiap atlet kala baru memasuki sebuah kompetisi.
Setiap insan manusia tentu memiliki kisah tersendiri dalam mengarungi bulan suci Ramadhan. Kisah yang tidak terlupakan dalam hidupnya, sebab momentum tersebut menjadi titik balik perubahan hidupnya, atau mungkin kisah yang sangat menginspirasi untuk semakin bersemangat dalam menjalani takdir kehidupan yang lebih baik pasca Ramadhan. Sebuah gagasan maupun nasihat seringkali muncul di bulan yang penuh berkah, sebagai bagian dari penguat kehidupan.
Penulis
Dinar Rafikhalif - Dinar Rafikhalif lahir di Semarang 23 Oktober 1990, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Dibesarkan dengan latar belakang keluarga guru dari kedua orang tuanya, dirinya kini bekerja sebagai PNS yang gemar menulis. Kegemaran tersebut didedikasikan sebagai komitmen di dalam dakwahnya. Sebab dia tak tahu berapa panjang usia hidup, maka dia sambung usianya kelak dengan jariyah karya tulisan. Innasa’yakum lasyata, sesungguhnya setiap orang memiliki ikhtiar berbeda-beda sebagai bekal akhirat.
Daftar Isi
Cover
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Prakata
1. Keajaiban Takdir
Yang Lebih Mulia dari Kedatangan Presiden
Ingat Ramadhan, Ingat Ustadz Gaul
Bersenandung dengan Takdir
Cinta itu Sederhana,yang Rumit itu Kamu
Masak Sih Allah Gitu
Aku Ingin Begini, Allah Ingin Begitu
Senjata Orang Mukmin
Ramadhan Ajang Hijrah
Di Atas Segala Logika
2. Keajaiban Sedekah
Yang Lebih Pasti daripada Matahari Terbit
Super Changing from Giving
Ke Tanah Suci Bermodal Janji
Kecelakaan Sedekah
Surga Hati
3. Keajaiban Sholat Berjamaah
Malaikat Ingin Menjadi Manusia
Hati yang Tetap Berjamaah
Kebodohan Hakiki
Kesungguhan dalam Takbir
Imam Lawan Muadzin
4. Keajaiban Ittiqaf
Membidik Trophy
Kisi-Kisi Rasulullah
The Untold Story “Allah Al Afuw”
Mencegat Lailatul Qadar
5. Keajaiban Al Quran
Core of the Core-nya Hidup
Kedahsyatan Kalam Allah
Al Haffidz Wannabe
Beli Mobil Pakai Hafalan
6. Keajaiban Hari Raya
Hakikat Lebaran dan Berhari Raya
Bonus THR dari Allah
Ketika Masalah Menjadi Solusi
Hati yang Penuh
7. Keajaiban Hidup
Memetik Buah Manis Syawal
Tentang Penulis
Kutipan