Tampilkan di aplikasi

Buku Marja hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Dicintai Penduduk Langit dan Bumi

Kisah-kisah yang Luar Biasa Mendalam

1 Pembaca
Rp 39.000 15%
Rp 33.150

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 99.450 13%
Rp 28.730 /orang
Rp 86.190

5 Pembaca
Rp 165.750 20%
Rp 26.520 /orang
Rp 132.600

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Di kalangan masyarakat Indonesia yang cenderung bercorak paternalistis, peran pemimpin masih dipandang sangat penting. Pemimpin sering dijadikan contoh atau teladan oleh rakyat dan para pejabat bawahannya. Jika pemimpin jujur, adil, dan bisa dipercaya, maka manfaatnya akan dirasakan oleh rakyat dan para pejabat di bawahnya. Sebaliknya, jika pemimpin tidak jujur, tidak memiliki integritas, dan hanya mementingkan diri sendiri berikut kelompoknya, maka jangan salahkan kalau orang-orang yang ada di bawahnya akan melakukan hal serupa. Akhirnya, muncul krisis kepercayaan kepada para pemimpin di tengah-tengah masyarakat.

Buku ini memuat beberapa kisah ihwal para pemimpin Islam di masa lalu sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Sekalipun sudah berlalu tiga belas abad lebih, kisah-kisah tentang mereka masih relevan untuk dijadikan teladan bagi para pemimpin di masa kini—mulai dari tingkatan paling rendah hingga tingkatan paling tinggi. Di dalam kisah-kisah mereka juga terkandung nilai-nilai kebajikan dan keutamaan yang sangat luhur sebagai rujukan sangat penting bagi pembinaan karakter umat Islam.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Abu Dzikra / Sodik Hasanuddin
Editor: Wida Waridah

Penerbit: Marja
ISBN: 9786026297433
Terbit: November 2014 , 178 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Di kalangan masyarakat Indonesia yang cenderung bercorak paternalistis, peran pemimpin masih dipandang sangat penting. Pemimpin sering dijadikan contoh atau teladan oleh rakyat dan para pejabat bawahannya. Jika pemimpin jujur, adil, dan bisa dipercaya, maka manfaatnya akan dirasakan oleh rakyat dan para pejabat di bawahnya. Sebaliknya, jika pemimpin tidak jujur, tidak memiliki integritas, dan hanya mementingkan diri sendiri berikut kelompoknya, maka jangan salahkan kalau orang-orang yang ada di bawahnya akan melakukan hal serupa. Akhirnya, muncul krisis kepercayaan kepada para pemimpin di tengah-tengah masyarakat.

Buku ini memuat beberapa kisah ihwal para pemimpin Islam di masa lalu sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Sekalipun sudah berlalu tiga belas abad lebih, kisah-kisah tentang mereka masih relevan untuk dijadikan teladan bagi para pemimpin di masa kini—mulai dari tingkatan paling rendah hingga tingkatan paling tinggi. Di dalam kisah-kisah mereka juga terkandung nilai-nilai kebajikan dan keutamaan yang sangat luhur sebagai rujukan sangat penting bagi pembinaan karakter umat Islam.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Alhamdulillah kami dapat menyajikan kepada pembaca, sebuah buku yang berjudul “ Buku sederhana ini berisi kisah singkat tentang Seharusnya Hidupmu”.

keteladanan para pemimpin pada masa-masa awal kejayaan Islam sepeninggal Nabi Muhammad Saw.

Kisah-kisah tersebut meskipun sudah terjadi lebih dari tiga belas abad yang lalu, tetapi masih tetap relevan untuk dijadikan contoh teladan bagi para pemimpin pada masa sekarang, mulai dari tingkat terendah sampai dengan pemimpin tertinggi.

Di negeri kita yang masyarakatnya bersifat paternalistis, peran pemimpin sangatlah penting. Pemimpin sering dijadikan contoh teladan oleh rakyat dan para pejabat yang ada di bawahnya. Kalau pemimpinnya jujur, adil, dan amanah, maka imbasnya akan terasa kepada rakyat dan para pejabat di bawahnya.

Sebaliknya, kalau pemimpinnya tidak jujur, tidak mempunyai integritas, dan hanya mementingkan diri sendiri serta kelompoknya, maka jangan salahkan kalau orang-orang yang ada di bawahnya juga akan melakukan hal serupa. Akhirnya muncul krisis kepercayaan kepada para pemimpin di tengah masyarakat.

Keadilan juga belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat, sehingga terjadilah praktik-praktik tidak terpuji seperti mafia hukum. Kejujuran sudah menjadi barang langka.

Korupsi terjadi di mana-mana, dari hulu sampai ke hilir.

Orang-orang yang jujur dianggap bodoh karena tidak bisa memanfaatkan jabatan dan peluang yang mereka miliki.

Muncul pula istilah jabatan “basah” dan “kering”. Dengan jabatan basah, seseorang bisa memperoleh uang sebanyakbanyaknya dengan fasilitas yang serba menggiurkan, yang tidak akan diperoleh pada jabatan kering. Tidak peduli apakah uang itu halal atau haram, yang penting keinginan mereka terpenuhi. Oleh sebab itu, timbullah kesenjangan dan kecemburuan sosial di antara anak bangsa.

Suap-menyuap sudah dianggap lumrah dan telah menjadi pemandangan sehari-hari. Mereka yang melakukannya sudah tidak lagi merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah suatu perbuatan dosa yang sangat dilaknat oleh Allah dan Rasul-Nya.

Untuk dapat mengubah perilaku-perilaku seperti tersebut di atas, selain dibutuhkan sanksi atau hukuman yang tegas,tanpa pandang bulu kepada mereka yang terbukti bersalah, juga diperlukan adanya keteladanan dari para pemimpin dalam melaksanakan tugas dan kewajiban mereka.

Dalam buku ini, penulis mencoba memberikan contohcontoh bagaimana para pemimpin pada masa awal keemasan Islam melindungi dan mengayomi serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyat yang dipimpinnya. Mereka menjadi pemimpin bukan karena ambisi pribadi, bahkan sebagian besar dari mereka pada mulanya menolak jabatan tersebut.

Hal tersebut dilakukan betul-betul karena ingin memenuhi kewajiban dan melaksanakan amanah yang telah diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Walaupun jabatan mereka sangat tinggi dan kekuasaan yang dimiliki begitu besar, hidup mereka sederhana dan bersahaja.

Mereka sangat menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, serta keikhlasan dalam setiap tindakan yang mereka lakukan.

Apa yang mereka harapkan bukanlah pujian dan sanjungan manusia melainkan hanya mengharapkan ridha Allah sematamata. Alangkah bahagianya suatu bangsa atau masyarakat yang dipimpin oleh orang-orang yang berhati mulia seperti mereka.

Mudah-mudahan buku yang sangat sederhana ini dapat memberi manfaat kepada pembaca yang tentunya sangat merindukan kehadiran calon-calon pemimpin yang amanah, jujur, adil, tegas, dan bertakwa kepada Allah Swt.

Bandung, Oktober 2014 Penulis

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar Isi
1. Teladan yang Baik
2. Menghindari Kemewahan Hidup
3. Kesetaraan dalam Hukum
4. Pelayan Masyarakat
5. Menjauhi Kultus Individu
6. Takut kepada Allah
7. Taat kepada Pemimpin
8. Tidak Mengharap Sanjungan
9. Khalifah Pertama
10. Mampu Mengendalikan Marah
11. Pribadi yang Bijaksana
12. Patuh kepada Rasulullah
13. Bersungguh-sungguh dalam Menjalankan Amanah
14. Ikhlas
15. Bersikap Lemah Lembut
16. Tidak Mementingkan Diri Sendiri
17. Berani Berkata Benar
18. Menghindari Perbuatan Zalim
19. Tidak Merendahkan Orang Lain
20. Tanggung jawab Seorang Pemimpin
21. Menolak Perlakuan Istimewa
22. Menolak Penyalahgunaan Kekuasaan
23. Tidak Percaya kepada Peramal
24. Berkata Baik atau Diam
25. Tidak Menyiksa Diri
26. Menolak Makanan dari Uang Haram
27. Mempermudah,bukan Mempersulit
28. Berlomba-lomba dalam Kebaikan
29. Setiap Amal akan Mendapat Balasan
30. Rendah Hati
31. Adil terhadap Rakyat Kecil
32. Tidak Berbuat Zalim
33. Jabatan sebagai Amanah
34. Perhatian kepada Rakyat Jelata
35. Berdialog dengan Pemberontak
36. Menyayangi Binatang
37. Mengikis Habis Nepotisme
38. Toleransi Beragama
39. Jabatan dan Pengabdian
40. Memerintah dengan Penuh Kelembutan
41. Cermin bagi Sesama Muslim
42. Berjuang karena Allah
43. Ujian Seorang Pemimpin
44. Kejujuran
45. Tidak Menyalahgunakan Fasilitas Negara
46. Penguasa yang Adil
47. Menghindari Praktik Suap-Menyuap
48. Penetapan Kalender Hijriah
49. Membukukan Al-Quran
50. Dicintai Penduduk Langit dan Bumi
Tentang Penulis