Tampilkan di aplikasi

Buku Marja hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Lentera Bagi Pengelana Jiwa (Revisi)

1 Pembaca
Rp 37.000 15%
Rp 31.450

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 94.350 13%
Rp 27.257 /orang
Rp 81.770

5 Pembaca
Rp 157.250 20%
Rp 25.160 /orang
Rp 125.800

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Sebagian orang dengan salah melihat bahwa para Kekasih Allah tidak ada lagi saat ini. Keraguankeraguan semacam itu muncul di setiap masa dan kemudian terbenam di masa-masa lainnya. Hadrat Kalimullah Jahanabadi suatu ketika ditanya mengapa para Kekasih Allah menjadi langka saat ini. Ia menjawab bahwa “jumlah mereka saat ini sebanyak jumlah mereka di masa-masa sebelumnya, meskipun sebelumnya mereka diawasi oleh Sifat Yang Maha Agung “Yang Nampak” (ya dhahiru) mereka telah menyembunyikan diri pada masa ini dan menunjukkan sifat “Tersembunyi” (ya bathinu).

Kemudian ia menjelaskan arti penting berbagai Nama-nama Allah (asma-e-dauria) yang mengatur alam semesta dari waktu ke waktu. Hadrat Syarifuddin Yahya Muneri Bihari mengatakan, “Telah ditetapkan sebagai kebijakan Allah yang abadi bahwa dunia tidak pernah ada tanpa keseluruhan hierarki para wali, yakni, masyayikh, zuhhad, ‘ubbad, autad, akhyar, nujaba’, naqiba, abdal, aqtab, ghauts, dan wali-wali lainnya, sebagian dari mereka adalah kekasih. Mereka tetap ada dan akan selalu ada.”

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Munir, M.A
Editor: Mathori A Elwa

Penerbit: Marja
ISBN: 9786237625346
Terbit: Oktober 2019 , 164 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Sebagian orang dengan salah melihat bahwa para Kekasih Allah tidak ada lagi saat ini. Keraguankeraguan semacam itu muncul di setiap masa dan kemudian terbenam di masa-masa lainnya. Hadrat Kalimullah Jahanabadi suatu ketika ditanya mengapa para Kekasih Allah menjadi langka saat ini. Ia menjawab bahwa “jumlah mereka saat ini sebanyak jumlah mereka di masa-masa sebelumnya, meskipun sebelumnya mereka diawasi oleh Sifat Yang Maha Agung “Yang Nampak” (ya dhahiru) mereka telah menyembunyikan diri pada masa ini dan menunjukkan sifat “Tersembunyi” (ya bathinu).

Kemudian ia menjelaskan arti penting berbagai Nama-nama Allah (asma-e-dauria) yang mengatur alam semesta dari waktu ke waktu. Hadrat Syarifuddin Yahya Muneri Bihari mengatakan, “Telah ditetapkan sebagai kebijakan Allah yang abadi bahwa dunia tidak pernah ada tanpa keseluruhan hierarki para wali, yakni, masyayikh, zuhhad, ‘ubbad, autad, akhyar, nujaba’, naqiba, abdal, aqtab, ghauts, dan wali-wali lainnya, sebagian dari mereka adalah kekasih. Mereka tetap ada dan akan selalu ada.”

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Jalan terbaik menuju perbaikan dan kemajuan in kasih Allah ( vidu terletak dalam hubungannya de aulia’ Allah), yaitu dengan cara ngan paraKe- dimelalukan latihan-latihan (adzkar) serta pengkondisian (ahwal) spiritual mereka, mendengarkan ucapan-ucapannya serta, dengan cinta dan keikhlasan, mengkaji peristiwa-peristiwa kehidupan suci mereka.

Berikut ini adalah ringkasan alasan-alasan yang diberikan oleh Hadrat Khwaja Fariddudin Attar dalam kata pengantar bukunya yang terkenal Tadzkiratul Aulia tentang berkah yang diharapkan dari upaya merekam peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Aulia: “Saya menulis karya ini karena beberapa alasan:

1. Agar aku ingat dalam berdoa orang-orang yang tertolong olehnya: Jika para Kekasih Allah senang dengan tulisanku, ini akan terbukti manfaat bagiku di akhirat. Diceritakan tentang Yahya Amar, yang menjadi guru Imam Harwi dan Syaikh Abdullah Ansari (semoga Allah meridhai mereka), bahwa orang-orang memimpikan dirinya setelah kematiannya dan mereka diberitahu, “Allah Swt menyatakan bahwa Dia benar-benar akan menegurku, tetapi segera setelah itu dalam sebuah pertemuan aku memuji-Nya dan karena hal ini menyenangkan salah seorang KekasihNya, aku dimaafkan.”

2. Syaikh Abu Ali Daqqaq ditanya, “Jika seseorang mendengarkan penjelasan tentang para Kekasih Allah tetapi tidak mampu melaksanakan seperti mereka, apakah pendengar itu tetap memperoleh manfaat?” Syaikh menjawab: “Ya, dalam dua hal: pertama, jika ia seorang pencari, maka pencariannya akan semakin intensif dan ketetapan hatinya akan semakin kuat; jika ia sombong, kesembongannya akan berkurang.”

3. Hadrat Syaikh Junaid Baghdadi ditanya tentang manfaat-manfaat yang diperoleh dari para murid (murid) setelah mengkaji kehidupan guru-guru mereka (pir). Dia menjawab, “Sebuah kajian tentang para Kekasih Tuhan (mardaan-ekhuda) merupakan salah satu kekuatan Tuhan yang membantu murid dan memperkuat hati mereka yang sedih, karena bukankah Tuhan mengatakan, “Wahai Nabi! Kami ceritakan penjelasan-penjelasan tentang rasul-rasul lain, agar kamu menemukan pelipur lara dalam diri mereka dan agar hatimu kuat?”

4. Nabi bersabda, “Allah menebarkan rahmatNya kepada orang-orang yang mengingat para Kekasih-Nya saat zikir.”

5. Semangat Orang-orang yang Agung (buzurgan) mungkin memancarkan sinar di waktu-waktu susah ini dan pancaran sinar itu mungkin membantu memberikan ketenangan pikiran bagi orang-orang belum meninggal.

6. Aku menemukan bahwasannya ungkapan-ungkapan para Kekasih Allah merupakan sumber acuan yang sangat baik setelah Al-Quran dan Hadis dan sepenuhnya sesuai dengan keduanya. Aku memulai karya ini dengan harapan agar upayaku merekam kehidupan orang-orang yang jauh lebih tinggi di atas saya dalam pencapaian spiritual bisa menjadikanku sesuai dengan kedudukan yang serupa, karena bukankah sebuah Hadis menyatakan, “Orang yang mencoba bersahabat dengan masyarakat, maka ia adalah bagian dari mereka?” Hadrat Junaid mengatakan, “Anda harus menerima orang-orang yang mengakui kebaikan dan hormatilah mereka karena keteguhan akan keyakinan mereka.”

7. Karena memahami Al-Quran dan Hadis mensyaratkan pengetahuan bahasa Arab, aku telah menulis penjelasan-penjelasan para Kekasih Allah dalam bahasa Persia.

8. Berdasarkan penalaran bahwa jika persoalanpersoalan kontroversial dapat menciptakan reaksi-reaksi yang cukup kuat di kalangan masyarakat, menulis persoalan-persoalan tersebut bisa mempengaruhi kesepakatan yang ada. Syaikh Abdurrahman Askar ditanya, apakah membaca Al-Quran dan Hadis akan membantu sekalipun maknanya tidak dipahami. Ia menjawab, “Tentu, seperti halnya orang yang meminum obat tertolong karenanya, walaupun ia tidak tahu bahan-bahannya.”

9. Aku menulis buku ini karena ingin menahan diri sejauh mungkin melakukan atau mendengarkan sesuatu yang tidak berkaitan dengan para Kekasih Allah.

10.Imam Yusuf Hamadani ditanya, “Apa yang harus dilakukan manusia untuk menghindari kejahatan dunia ketika para Kekasih Allah tidak ada lagi di sini?” Ia menganjurkan agar mereka membaca bagian dari biografi mereka setiap hari.

Daftar Isi

Sampul
Daftar Isi
Bab pertama: Pendahuluan
Bab kedua: Malfuzhat: Rahasia-rahasia Syariah
Bab ketiga: Pertentangan Antarmasalah Duniawi
Bab keempat: Sungguh, telah Kutunjuk Seorang Khalifah di Muka Bumi
Bab kelima: Mursyid dan Mûrid
Bab keenam: Tobat dan Ampunan
Bab ketujuh: Mencari kebenaran
Indeks