Tampilkan di aplikasi

Buku Media Sains Indonesia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Integrasi Ekowisata Melalui Ekonomi Kreatif

1 Pembaca
Rp 118.000 61%
Rp 45.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 136.500 13%
Rp 39.433 /orang
Rp 118.300

5 Pembaca
Rp 227.500 20%
Rp 36.400 /orang
Rp 182.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kepariwisataan tidak hanya sebagai aktivitas ekonomi melainkan juga sebagai wahana pembangunan individu dan manusia. Landscape dari kepariwisataan yang mengacu pada pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan masalah social, ekonomi dan lingkungan terdapat pada konsep ekowisata. Pengembangan kepariwisataan yang berdasar pada lingkungan, perbedaannya ekowisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibanding dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourism, yaitu ekoturisme. istilah ekowisata yang banyak digunakan oleh para rimbawan.

Ekowisata dunia telah berkembang sangat pesat. Pendekatan Pengelolaan Ekowisata. Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa mendatang. Instrumen Pengembangan Ekowisata minimal terbagi dalam enam hal penting yaitu daya tarik ekowisata, aksesibilitas, sarana dan prasarana, pemasaran, pengelolahan dan spasial.

Kegiatan ekowisata diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengunjung tentang ekosistem wisata. Wisata yang akan dikembangkan harus didukung dengan adanya fasilitas umum penunjang kegiatan, yang dapat dijadikan sebagai satu kelebihan masyarakat dalam mempromosikan daerah wisatanya, agar pengunjung merasa nyaman untuk melakukan kegiatan wisata di daerah tersebut.

Peran serta masyarakat, adalah kunci keberhasilan yang harus diwujudkan dan menjadi dasar pijakan dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pokok program pembangunan pariwisata, khususnya menjawab isu strategis yaitu pemberdayaan perekonomian rakyat. yang menekankan perlunya keberpihakan dan pemberdayaan masyarakat lokal, termasuk pemberdayaan kapasitas dan peran masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.

Salah satu faktor yang mampu mendorong keterlibatan masyarakat yaitu terciptanya persepsi positif dari masyarakat, Prinsip masyarakat mengarah pada pembatasan eksploitasi alam dengan memperhatikan konservasi sumber daya hayati.dKonsep yang digunakan dalam kegiatan ekowisata adalah konsep smart tourism yang merupakan hasil dari pengembangan inovasi teknologi dan informasi yang memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada untuk mening- katkan pengalaman di bidang Pariwisata. Smart Tourism igunakan sebagai sebuah solusi menawarkan pembukaan berbagai ragam bisnis dengan lokasi yang menyebar sehingga dapat menjadi peluang untuk terbukanya banyak lapangan pekerjaan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Nurul Badriah / Titin / Mochammad Afif / Rivatul Ridho Elvierayani
Editor: Rintho R. Rerung

Penerbit: Media Sains Indonesia
ISBN: 9786233629881
Terbit: Januari 2023 , 215 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Kepariwisataan tidak hanya sebagai aktivitas ekonomi melainkan juga sebagai wahana pembangunan individu dan manusia. Landscape dari kepariwisataan yang mengacu pada pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan masalah social, ekonomi dan lingkungan terdapat pada konsep ekowisata. Pengembangan kepariwisataan yang berdasar pada lingkungan, perbedaannya ekowisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibanding dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecotourism, yaitu ekoturisme. istilah ekowisata yang banyak digunakan oleh para rimbawan.

Ekowisata dunia telah berkembang sangat pesat. Pendekatan Pengelolaan Ekowisata. Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. ekowisata pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi merupakan upaya menjaga kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa mendatang. Instrumen Pengembangan Ekowisata minimal terbagi dalam enam hal penting yaitu daya tarik ekowisata, aksesibilitas, sarana dan prasarana, pemasaran, pengelolahan dan spasial.

Kegiatan ekowisata diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengunjung tentang ekosistem wisata. Wisata yang akan dikembangkan harus didukung dengan adanya fasilitas umum penunjang kegiatan, yang dapat dijadikan sebagai satu kelebihan masyarakat dalam mempromosikan daerah wisatanya, agar pengunjung merasa nyaman untuk melakukan kegiatan wisata di daerah tersebut.

Peran serta masyarakat, adalah kunci keberhasilan yang harus diwujudkan dan menjadi dasar pijakan dalam penyusunan kebijakan, strategi dan pokok program pembangunan pariwisata, khususnya menjawab isu strategis yaitu pemberdayaan perekonomian rakyat. yang menekankan perlunya keberpihakan dan pemberdayaan masyarakat lokal, termasuk pemberdayaan kapasitas dan peran masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.

Salah satu faktor yang mampu mendorong keterlibatan masyarakat yaitu terciptanya persepsi positif dari masyarakat, Prinsip masyarakat mengarah pada pembatasan eksploitasi alam dengan memperhatikan konservasi sumber daya hayati.dKonsep yang digunakan dalam kegiatan ekowisata adalah konsep smart tourism yang merupakan hasil dari pengembangan inovasi teknologi dan informasi yang memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada untuk mening- katkan pengalaman di bidang Pariwisata. Smart Tourism igunakan sebagai sebuah solusi menawarkan pembukaan berbagai ragam bisnis dengan lokasi yang menyebar sehingga dapat menjadi peluang untuk terbukanya banyak lapangan pekerjaan.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Pariwisata diposisikan sebagai salah satu sektor andalan dalam pembangunan nasional Indonesia. Saat ini dan pada masa-masa mendatang, pariwisata diharapkan dapat memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan devisa negara dalam upaya pemerintah mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Salah satu upaya yang dilakukan sektor pariwisata adalah terus meningkatkan kinerjanya dengan memperkuat jejaring yang telah ada dan meningkatkan daya saing usaha pariwisata Indonesia (Astuti, 2008).

Pariwisata yang dapat didefinisikan sebagai konsep multidimensional layaknya pengertian wisatawan memiliki perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh beberapa ahli mendefinisikan pariwisata sebagai berikut: “Tourism comprises the ideas and opinions people hold which shape their decisions about going on trips, about where to go (and where not to go) and what to do or not to do, about how to relate to other tourists, local and service personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas and opinions” (Pitana & Diarta, 2009 ) “The activities of persons traveling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes” (Pitana & Diarta, 2009)

“The sum of the phenomena and relationships arising from the interactions of tourist, business, host government and host communities in thevi process of attracting and hosting these tourists and other visitors” (Pitana & Diarta , 2009)

“Tourism is defined as the interrelated system that includes tourist and the associated services that are provided and utilised (facilities, attractions, transportation, and accomodation) to aid in their movement” (Pitana & Diarta, 2009)

Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal yang memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga dapat ditemui pada berbagai disiplin ilmu lain. Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati di dalam batasan pariwisata yaitu adanya unsur travel, adanya unsur tinggal sementara di tempat yang bukan tempat tinggalnya sertatujuan utamanya bukan untuk mencari penghidupan di tempat yang dituju (Pitana & Diarta, 2009).

Menurut Yoeti (1999), wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu, tidak kurang selama 24 jam, dan ia semata-mata sebagai konsumen, bukan mencari nafkah atau bekerja tetap ditempat yang ia kunjungi. Wisatawan itu adalah orang yang ingin memenuhi kebutuhan setelah kebutuhankebutuhan pokok sudah terpenuhi.

Kebutuhan itu antara lain seperti melihat obyek wisata, tata cara hidup masyarakat bangsa lain dan hasil kebudayaannya. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan oleh karena itu pengembangan di bidang kepariwisataan sangatvii dibutuhkan pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional.

Pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaatnya bagi rakyat banyak. Sebagai alesan utama pengembangan pariwisata dibutuhkan untuk pembangunan perekonomian suatu daerah atau Negara tertentu, dan alasan kedua pengembangan pariwisata itu lebih banyak bersifat non ekonomis, adanya kegiatan kepariwisataan akan menimbulkan hasrat dan keinginan untuk memelihara semua aset wisata yang dimaksud (Yoeti,1997).

Dewasa ini hampir seluruh negara di dunia mengakui pariwisata merupakan industri yang mempunyai peran penting dalam menunjang perekonomian nasionalnya. Menurut Richter & Richter, hampir secara umum pemerintah di dunia menerima pariwisata sesuatu yang positif sehingga sebagian besar kebijakan pariwisata dibuat untuk memperluas industri pariwisata (Hermawan, 2008).

Selanjutnya ia mengatakan lembaga pemerintah pada setiap tingkat mulai dari internasional sampai ke kota kecil secara berangsurangsur berperan lebih aktif dalam penggunaan pariwisata sebagai alat pembangunan. Hubungan dengan kebudayaan, pariwisata sendiri memiliki banyak tujuan dan salah satunya adalah kebudayaan. Wisatawan secara umum bertujuan berlibur, memanfaatkan waktu untuk mendapat kesenangan.

Pada hakekatnya Pariwisata itu lebih luas dari hanya sekedar nilai ekonomi, sudahviii selayaknya dilakukan interprestasi terhadap kepariwisataan antara kebudayaan, Multidisiplin, sensitivitas dan daya pulih. Hal ini terjadi karena kepariwisataan tidak hanya sebagai aktivitas ekonomi melainkan juga sebagai wahana pembangunan individu dan manusia (Teguh, 2008).

Landscape dari kepariwisataan yang mengacu pada pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan masalah social, ekonomi dan lingkungan terdapat pada konsep ekowisata. Pengembangan kepariwisataan yang berdasar pada lingkungan, akan tetapi ekowisata menawarkan kesatuan nilai berwisata yang terintegrasi dengan keseimbangan menikmati keindahan alam serta upaya melestarikannya.

Ekowisata ini dapat berperan aktif di dalam memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi dalam pengembangan kawasan pariwisata. Fokus utama dari pengembangan model ekowisata tersebut didasarkan atas potensi dasar kepariwisataan dimana kelestarian alam dan budaya dikedepankan(Dirawan & Darma, 2006).

Bahkan tidak meninggalkan hakekat pariwisata itu sendiri lebih luas dari hanya sekedar indikator ekonomi, sudah selayaknya perlu dilakukan interpretasi terhadap kepariwisataan sehingga tidak dimonopoli hanya pada relasi ekonomi semata. Dengan adanya interpretasi tersebut nantinya pariwisata akan tampil dengan lebih dinamis dengan ciriciri pertumbuhan, globalisasi, integrasi, the dialogue between cultures,ix multidisiplin, sensitivitas dan daya pulih yang merupakan intisari prinsip Global Code of Ethics for Tourism. Karena itu kepariwisataan tidak hanya dilihat sebagai salah satu aktivitas ekonomi, melainkan sebagai sebuah wahana penting untuk pembangunan individu dan manusia (Teguh, 2008).

Salah satu bentuk produk pariwisata sebagai turunan dari konsep pembangunan pariwisata yang berkelanjutan adalah konsep pengembangan ekowisata. Ekowisata ini lebih dari sekedar kelompok pecinta alam yang berdedikasi, sebagai gabungan berbagai kepentingan yang muncul dari keperdulian terhadap masalah sosial, ekonomi dan lingkungan. Devisa masuk kembali sehingga konservasi alam dapat membiayai dirinya sendiri merupakan inti dari cabang baru ilmu ekonomi hijau pembangunan berkelanjutan ini (Western, 1999).

Penulis

Nurul Badriah - Menyelesaikan S1 Jurusan Manajemen di Universitas islam Malang (UNISMA). Setelah lulus Strata-1, menjadi dosen di Perguruan Tinggi di Universitas Islam Lamongan (UNISLA) pada tahun 2000. Tuntutan profesi sebagai dosen diwajibkan untuk menyelesaikan S2 studi Magister Manajemen di Universitas Brawijaya Malang. Pada tahun 2019 memutuskan untuk melanjutkan program doktor Ilmu Manajemen konsentrasi sumber daya manusia Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Malang pada tahun 2015. Publikasi yang dilakukan adalah konsisten dengan bidang ilmu manajemen. Publikasi yang dihasilkan meliputi Jurnal Nasional, Internasional Scopus serta proceeding International Conference serta buku pengabdian masyarakat tentang Continuem Relationship. Jabatan yang pernah dipegang : Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan tahun 2014-2018, Dekan fakultas Ekonomi tahun 2018 sampai sekarang, Manajer Mutu LSP-1 Unisla tahun 2018 sampai sekarang, Manajer Pusat Inkubator Bisnis (PIB) Universitas Islam Lamongan tahun 2015 hingga sekarang.
Titin - Menyelesaikan S1 Jurusan Manajemen di Universitas Dr. Soetomo. Setelah lulus Strata-1, menjadi dosen di Perguruan Tinggi di Universitas Islam Lamongan (UNISLA) pada tahun 2002. Tuntutan profesi sebagai dosen diwajibkan untuk menyelesaikan S2 studi Magister Manajemen pada tahun 2007 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya. Pada tahun 2019 memutuskan untuk melanjutkan Program Doktor Ilmu Manajemen Konsentrasi Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Publikasi yang dilakukan adalah konsisten dengan bidang ilmu manajemen. Publikasi yang dihasilkan meliputi Jurnal Nasional, Internasional Scopus serta proceeding International Conference serta buku pengabdian masyarakat tentang peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pelestarian alam untuk pengembangan pariwisata. Jabatan yang pernah dipegang : Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan tahun 2014-2018, Wakil Dekan I Fakuktas Ekonomi tahun 2018 sampai sekarang, Ketua Koperasi Arshiya Al-Mubarok Unisla tahun 2017 sampai sekarang , Manajer Sertifikasi LSP-1 Unisla tahun 2018 sampai sekarang, Sekretaris Pusat Inkubator Bisnis (PIB) Universitas Islam Lamongan tahun 2015 hingga sekarang.
Mochammad Afif - Menyelesaikan S1 Jurusan Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Melanjutkan Studi Strata 2 Jurusan Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Setelah lulus Strata 2, menjadi dosen di Perguruan Tinggi di Universitas Islam Lamongan (UNISLA) pada tahun 2019. Tesis yang telah dihasilkan adalah tentang analisis Penerapan Proses dan Prosedur Pembiayaan akad Murabahah di BPRS Madinah Lamongan Jawa Timur. Demikian pula publikasi yang dilakukan adalah konsisten dengan bidang Ekonomi Syariah. Publikasi yang dihasilkan meliputi Jurnal Nasional, Internasional serta buku pengabdian masyarakat. Jabatan yang pernah dipegang: Dewan Pengawas Syariah di Koperasi BEN IMAN Lamongan, Dewan Pengawas Syariah di Koperasi Syariah Yamuna Nusantara Jaya Lamongan, Sekretaris Ikatan Ahli Ekonomi Islam Komisariat Unisla, dan Dosen Tetap Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan.
Rivatul Ridho Elvierayani - Menyelesaikan S1 jurusan Matematika pada Tahun 2010 di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Setelah lulus Strata-1 melanjutkan studi jurusan Pendidikan Matematika pada Tahun 2014 di Universitas Negeri Malang. Setalah lulus di Tahun 2016 menjadi dosen di Perguruan Tinggi di Universitas Islam Lamongan. Tuntutan profesi sebagai dosen di Tahun 2021 memutuskan untuk melanjutkan Program Doktor Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Malang. Publikasi yang dihasilkan meliputi artikel pada Jurnal Nasional, Jurnal Internasional, Prosiding dalam Seminar Nasional dan Seminar Internasional. Karena Homebase Dosen di jurusan Manajemen publikasi yang dihasilkan selain berfokus pada bidang pendidikan juga berfokus pada matematika terapan pada dunia bisnis dan manajemen. Buku yang pernah dibuat berkaitan dengan Pengembangan alokasi dana desa untuk sarana dan prasarana di Desa Gempolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan.

Editor

Rintho R. Rerung - Ketertarikan editor terhadap ilmu komputer dimulai pada tahun 2006 silam. Hal tersebut membuat editor memilih untuk masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan di SMK KR. TAGARI dengan memilih Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan berhasil lulus pada tahun 2009. Editor kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan berhasil menyelesaikan studi S1 di prodi TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM BANDUNG pada tahun 2014. Dua tahun kemudian, penulis menyelesaikan studi S2 di prodi REKAYASA SISTEM INFORMASI PROGRAM PASCA SARJANA STMIK LIKMI BANDUNG.

Sebagai pengalaman praktisi, editor pernah bekerja ±3 tahun sebagai Programmer dibeberapa perusahaan swasta dengan jabatan terakhir Senior Developer. Namun saat ini editor memilih untuk mengabdikan diri sebagai Dosen dan aktif mengajar dibeberapa Perguruan Tinggi (Pradita University, Universitas Terbuka dan ITHB Bandung). Penulis juga pernah mengajar di Unikom, Poltek POS dan Polibisnis.

Editor memiliki kepakaran dibidang Web Technology dan Data Science. Dan untuk mewujudkan karir sebagai dosen profesional, editor pun aktif sebagai peneliti dibidang kepakarannya...

Daftar Isi

Cover Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Bab 1. Ekowisata Dan Eduwisata
     Ekowisata sebagai Konsep Wisata
     Site Kawasan Ekowisata yang Menarik
     Kelembagaan Desa Mengelolah Ekowisata
Bab 2. Ekowisata Sebagai Konsep Edukasi Dan Konservasi
     Peran Masyarakat dalam Konsep Edukasi Ekowisata
     Peran Masyarakat dalam Konsep Konservasi
     Peran Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata
Bab 3. Digitalisasi Wisata (Smart Tourism)
     Digitalisasi Ekowisata
     Komponen Utama Pembentuk Konsep Smart Tourism
     Kerjasama dan Jejaring Ekowisata
Bab 4. Inovasi Modal Manusia Dan Ekonomi Kreatif
     Kelembagaan Ekonomi Kreatif dan Usaha Menengah
     Pengertian Ekonomi Kreatif, Ciri, dan Manfaatnya
     Ekonomi Kreatif dan Kesiapan Modal Manusia
Bab 5. Kunci Pengembangan Ekonomi Kreatif
     Inovasi Model Pengembangan Ekonomi Kreatif
     Ekonomi Kreatif dan Pembangunan
     Digitalisasi Ekonomi Kreatif
Cover Belakang