Ikhtisar
Puisi ini menyajikan beragam pengalaman kehidupan dengan beragam bentuk pengungkapan. Selesai membaca catatan pembuka ini pembaca akan diajak untuk menyelami berbagai hal ihwal, peristiwa, suasana, perasaan, serta pengalaman yang memiliki cakupan begitu luas. Ada sajak-sajak tentang cinta dan kerinduan, kehidupan, dan hal-ihwal lain yang bersangkut paut dengan persoalan-persoalan kehidupan atau wilayah personal.
Pendahuluan / Prolog
Pengantar Penulis
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat dan Rahmat serta Ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Antologi Puisi Suara Tersurat pada edisi pertama ini. Shalawat serta salam juga kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik dalam perkataan, perbuatan atau perilaku sehari-hari.
Puisi ini menyajikan beragam pengalaman kehidupan dengan beragam bentuk pengungkapan. Selesai membaca catatan pembuka ini pembaca akan diajak untuk menyelami berbagai hal ihwal, peristiwa, suasana, perasaan, serta pengalaman yang memiliki cakupan begitu luas.
Ada sajak-sajak tentang cinta dan kerinduan, kehidupan, dan hal-ihwal lain yang bersangkut paut dengan persoalan-persoalan kehidupan atau wilayah personal. Bentuk pengungkapan puisi ini juga sangat beragam. Sebagian disajikan puisi yang cenderung prosais, sebagian lainnya katakanlah mengikuti kaidah penulisan puisi konvensional. Pada sebagian kecil puisi, terlihat juga upaya penulis melakukan semacam eksperimentasi bentuk pengucapan.
Selain puisi yang cukup pendek, banyak juga puisi panjang yang pada umumnya prosais dengan satuan-satuan gramatik yang terasa benar kerumitannya. Bila tidak terlalu suka dengan puisi “renungan yang serius”, beberapa sajak yang mengandung unsur humor dalam antologi puisi ini mungkin bisa memberi sedikit “hiburan segar”.
Keragaman, baik dalam hal apa yang diungkapkan maupun bagaimana hal itu diungkapkan, memang menjadi sebuah keniscayaan dalam sebuah antologi puisi semacam ini. Setiap penyair mempunyai kecenderungan masing-masing, dan memang itulah, antara lain, “tugas” seorang penyair: mencari identitas diri. Namun, identitas diri seorang penyair tentu saja bukan sesuatu yang lahir dalam sekejap. Seorang sastrawann bilang, bahwa kita “harus menunggu belasan, bahkan puluhan tahun” untuk mengambil kesimpulan tentang identitas diri itu.
Maka demikian halnya yang berlaku bagi identitas kesenimanan. Artinya, karya-karya yang diciptakan seorang penyair merupakan usaha yang tak putus-putusnya dalam pencarian identitasnya. Antologi puisi ini tentu tidak bisa dilepaskan dari kecenderungan tersebut. Selamat membaca.
Penulis
Musrifah - Penulis lahir dari orang tua (alm) H. Choirul Bawon dan Hj. Djuariyah sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan di kelurahan Tembokrejo Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan pada tanggal 27 April 1969. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari SDN Krampyangan, lulus pada tahun 1983, melanjutkan SMP Negeri 1 Pasuruan lulus pada tahun 1986.
Daftar Isi
Sampul
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Rasa Itu
Kehangatan Mentari
Tawa Renyah
Jalan Sepi
Suara Diseberang
Kerta Usang Itu
Mendung di Pagi Hari
Kesayangan
Kemarau Berkabut Pagi
Kerinduan
Melati Perlambang Suci
Sepeda Teman Setiaku
Hujan
Di Kala Bandang Itu Hadir
Jenuh
Akhir Jaman
Berdiam Diri
Ibu
Arti Seorang Ayah
Rasa Getar
Kala Itu
Keindahan Alamku
Nuansa Budaya Indonesia
Senja Temaram
Indahnya Alam
Sepenggal Kisah Pejuang
Panda
Ketika Dunia Terasa Sepi
Jahe Merah
Jadilah Dirimu Sendiri
Senja Kala Itu
Bunda Dalam Cahaya
Orang Tua Istimewa
Penjaga Alamku
Lindungi Tubuhmu
Memori
Virus Penguncang Dunia
Ibu Guruku Tersayang
Pena
Menjadi Pilot
Profil Penulis
