Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Antologi Puisi, Suara dalam Sketsa

1 Pembaca
Rp 45.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 135.000 13%
Rp 39.000 /orang
Rp 117.000

5 Pembaca
Rp 225.000 20%
Rp 36.000 /orang
Rp 180.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kutahu, betapa empiris yang telah aku lakukan, kutahu saat ini betapa logis para pejuang ilmu, kutahu setiap detik yang telah hilang ditelan kehampaan dan fatamorgana yang tak pernah tercapai, dan kutahu, semuanya hanya omong-kosong. Sajak ini menggambarkan untaian antologi puisi yang penulis sampaikan. Betapa gundah disaat yang sama, harus menjadi abstrak, dan menjadi kongkrit. Sungguh timbal balik yang cukup rumit ketika seorang nahkoda dihadapkan dua kemudi. Mereka harus memilih salah satu kemudi dengan mengorbankan kemudi yang lain. Inilah sketsa seorang guru, yang harus berdiri tegak ketika semua hal menjadi saling bertolak belakang dan saling mengingkari. Menjadi guru ditengah teori-teori pendidikan yang saat ini “mentah” dimakan keadaan. Dan sampai kapan, tak ada seorangpun yang tahu. Antologi puisi ini menyajikan sajak-sajak yang dekoratif. Menjadi santapan yang nikmat di pagi hari ditemani kopi danv sekotak biskuit. Menimati suara merdu kicauan burung dan gemericik air. Menjadi refleksi atas keadaan yang cukup “menggila” diluar sana. Selamat membaca

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: An Ainin Sa’diyah

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786024626938
Terbit: Januari 2022 , 92 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Kutahu, betapa empiris yang telah aku lakukan, kutahu saat ini betapa logis para pejuang ilmu, kutahu setiap detik yang telah hilang ditelan kehampaan dan fatamorgana yang tak pernah tercapai, dan kutahu, semuanya hanya omong-kosong. Sajak ini menggambarkan untaian antologi puisi yang penulis sampaikan. Betapa gundah disaat yang sama, harus menjadi abstrak, dan menjadi kongkrit. Sungguh timbal balik yang cukup rumit ketika seorang nahkoda dihadapkan dua kemudi. Mereka harus memilih salah satu kemudi dengan mengorbankan kemudi yang lain. Inilah sketsa seorang guru, yang harus berdiri tegak ketika semua hal menjadi saling bertolak belakang dan saling mengingkari. Menjadi guru ditengah teori-teori pendidikan yang saat ini “mentah” dimakan keadaan. Dan sampai kapan, tak ada seorangpun yang tahu. Antologi puisi ini menyajikan sajak-sajak yang dekoratif. Menjadi santapan yang nikmat di pagi hari ditemani kopi danv sekotak biskuit. Menimati suara merdu kicauan burung dan gemericik air. Menjadi refleksi atas keadaan yang cukup “menggila” diluar sana. Selamat membaca

Pendahuluan / Prolog

Catatan Penulis
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat dan Rahmat serta Ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Antologi Suara dalam Sketsa pada edisi pertama ini. Shalawat serta salam juga kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik dalam perkataan, perbuatan atau perilaku sehari-hari.

Kutahu, betapa empiris yang telah aku lakukan, kutahu saat ini betapa logis para pejuang ilmu, kutahu setiap detik yang telah hilang ditelan kehampaan dan fatamorgana yang tak pernah tercapai, dan kutahu, semuanya hanya omong-kosong. Sajak ini menggambarkan untaian antologi puisi yang penulis sampaikan. Betapa gundah disaat yang sama, harus menjadi abstrak, dan menjadi kongkrit. Sungguh timbal balik yang cukup rumit ketika seorang nahkoda dihadapkan dua kemudi. Mereka harus memilih salah satu kemudi dengan mengorbankan kemudi yang lain. Inilah sketsa seorang guru, yang harus berdiri tegak ketika semua hal menjadi saling bertolak belakang dan saling mengingkari. Menjadi guru ditengah teori-teori pendidikan yang saat ini “mentah” dimakan keadaan. Dan sampai kapan, tak ada seorangpun yang tahu.

Antologi puisi ini menyajikan sajak-sajak yang dekoratif. Menjadi santapan yang nikmat di pagi hari ditemani kopi dan sekotak biskuit. Menimati suara merdu kicauan burung dan gemericik air. Menjadi refleksi atas keadaan yang cukup “menggila” diluar sana. Selamat membaca.

Malang, Juli 2021
Penulis

Daftar Isi

Sampul
Catatan Penulis
Daftar Isi
Cepat Pulih, Cepat Pergi
Mau Jadi Apa
Kutitipkan Ilmu Meski Harus Satu-satu
Ku Rindu Sekolahku
Senja
Pagi Hari Dengan Anakku
Sepi
Rizqi
Sujud
Malam Nan Basah
Kutitipkan Ilmu Harus Satu-satu
Guru
Merah Putih Mei
Kehidupan Sang Pendidik
Menanam Pendidikan
Impian Anak Bangsa
Pahlawan Sebenarnya
Sobekan Kertas
Pendidikan Berbayar
Cahaya Pendidikan
Dunia Pendidikan
Semesta
Tanah Air Tercinta Indonesia
Alam Semesta
Guru
Jejak Pahlawan
Pahlawan
Rindu Guru Tercinta
Guru
Pahlawan Yang Terbaik
Mengejar Mimpi
Kembali Ke Masa Itu
Jejak Para Perindu
Pena
Tinta Hitamku
Mimpi Dan Cita
Hanya Pendidikan
Lentera Pendidikan
Derita
Aku Harus Kuat
Profil Penulis