Ikhtisar
Makna yang diantarkan oleh puisi terlepas dari keberhasilan puisi itu dari aspek kebahasaannya tidaklah sama seperti makna yang diantarkan oleh berita koran mingguan. Karena di dalamnya terdapat gaya bahasa yang khas, sehingga dimungkinkan bermakna ambigu. Mungkin saja yang dikatakan “ini” yang dimaksud “itu”. Bisa saja yang dikatakan kaki yang dimaksud kepala. Pada persoalan yang seperti ini banyak pembaca yang kesulitan memahami makna puisi, lalu menganggap puisi terlalu rumit untuk didekati, tapi selama penyair mampu menjaga struktur gramatikal kata dan kalimat dengan pengurutan ide yang masih dapat dinalar serta mampu menjaga porsi penggunaan kiasan dan perbandingan, puisi tidak sungguh-sungguh sulit untuk dimaknai.
Sebagian besar karya dalam buku ini, dengan gaya yang cukup beragam, tidak melakukan eksperimen kebahasaan yangv berlebihan sebagaimana puisi yang banyak sekali melakukan penyimpangan bahasa. Syair di sini masih berada di wilayah konvensional, sehingga makna yang disampaikan dapat dijejak tanpa kesulitan yang berarti. Dengan demikian syair telah berhasil menciptakan bahasa yang komunikatif. Tentu saja tidak sekomunikatif iklan di televisi. Memang pada sebagian puisi terdapat kebiasan lantaran imaji-imaji abstrak yang dominan, tapi maknanya masih dapat dijejak dengan rekonstruksi semantis. Hal lain, tidaklah boleh melupakan bahwa bahasa sebagai sebuah sistem yang arbitrer, bukan absolut. Ianya tidak selalu perlu dituntut sempurna, sebagaimana gading yang tampak cantik karena retakannya, bahasa puisi pun demikian.
Pendahuluan / Prolog
Catatan Penulis
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat dan Rahmat serta Ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Antologi Puisi Denyut Nadi pada edisi pertama ini. Shalawat serta salam juga kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik dalam perkataan, perbuatan atau perilaku sehari-hari.
Makna yang diantarkan oleh puisi terlepas dari keberhasilan puisi itu dari aspek kebahasaannya tidaklah sama seperti makna yang diantarkan oleh berita koran mingguan. Karena di dalamnya terdapat gaya bahasa yang khas, sehingga dimungkinkan bermakna ambigu. Mungkin saja yang dikatakan “ini” yang dimaksud “itu”. Bisa saja yang dikatakan kaki yang dimaksud kepala. Pada persoalan yang seperti ini banyak pembaca yang kesulitan memahami makna puisi, lalu menganggap puisi terlalu rumit untuk didekati, tapi selama penyair mampu menjaga struktur gramatikal kata dan kalimat dengan pengurutan ide yang masih dapat dinalar serta mampu menjaga porsi penggunaan kiasan dan perbandingan, puisi tidak sungguh-sungguh sulit untuk dimaknai.
Sebagian besar karya dalam buku ini, dengan gaya yang cukup beragam, tidak melakukan eksperimen kebahasaan yang berlebihan sebagaimana puisi yang banyak sekali melakukan penyimpangan bahasa. Syair di sini masih berada di wilayah konvensional, sehingga makna yang disampaikan dapat dijejak tanpa kesulitan yang berarti. Dengan demikian syair telah berhasil menciptakan bahasa yang komunikatif. Tentu saja tidak sekomunikatif iklan di televisi. Memang pada sebagian puisi terdapat kebiasan lantaran imaji-imaji abstrak yang dominan, tapi maknanya masih dapat dijejak dengan rekonstruksi semantis. Hal lain, tidaklah boleh melupakan bahwa bahasa sebagai sebuah sistem yang arbitrer, bukan absolut. Ianya tidak selalu perlu dituntut sempurna, sebagaimana gading yang tampak cantik karena retakannya, bahasa puisi pun demikian. Selamat membaca.
Malang, Juli 2021
Penulis
Daftar Isi
Sampul
Catatan Penulis
Daftar Isi
Ayah
Temaram
Lelaki Kecilku
Cinta Tak Berbalas
Gadis Kecilku
Malaikat Hati
Ikhlas
Telephone Genggam
Pahlawan Hati
MilikMu
Tentang Kakek
Ilusi
Kamu Dan Aku
Mati Virus
Santai Dulu
Rindu Palsu
Ajari Jaringan Dengan Hati
Apalah Aku Di Kamu
Ketika Semua Selesai
Biasanya Aku
Sunyi
Biarkan
Puspo
SMA Dan Cinta Pertama
Al Quran
Rabb
Muhammad Rasulullah
Aku Rindu Padamu
Buku Kosong
Garuda
Rindu Tinggal 0,01 Giga
Sejati
Kamu Itu Aku
Titus
Cinta Mati
Hujan Dan Kamu
Negeri Elok
Guru Pertamaku
Perang
Indonesia
Profil Penulis