Ikhtisar
Puisi, tidak sebatas kata yang diikat kalimat, dipoles dengan titik dan koma, yang menjadi bait-bait indah disanggul larik, yang liriknya membariskan rasa, membuat prasa sendiri dalam tubuhnya. Fisiknya; kadang kurus, kadang gemuk, terkadang sedang. Kurus, gemuk dan sedang tidak membuatnya harus diet, tambah makana pala ginutrisi, ia selalu menjadi dirinya sendiri. Ia memliki cara gaya yang berbeda; metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. Kata-kata dalam puisi selalu menjadi pengantin, dari pinangan (diksi) sang kekasih, menuju pelaminan dengan wajah (tipografi) cantik, malam-malamnya dihias dengan imaji-imaji (auditif, visual, taktil) cinta. Ketika mentari sudah tanpak, batinnya memburu; sense (makna), feeling (rasa), tone (nada), dan intention (amanat).
Pendahuluan / Prolog
Catatan Penulis
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat dan Rahmat serta Ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Antologi Puisi Imajinasi Lontar pada edisi pertama ini. Shalawat serta salam juga kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik dalam perkataan, perbuatan atau perilaku sehari-hari.
Puisi, tidak sebatas kata yang diikat kalimat, dipoles dengan titik dan koma, yang menjadi bait-bait indah disanggul larik, yang liriknya membariskan rasa, membuat prasa sendiri dalam tubuhnya. Fisiknya; kadang kurus, kadang gemuk, terkadang sedang. Kurus, gemuk dan sedang tidak membuatnya harus diet, tambah makana pala ginutrisi, ia selalu menjadi dirinya sendiri.
Ia memliki cara gaya yang berbeda; metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. Kata-kata dalam puisi selalu menjadi pengantin, dari pinangan (diksi) sang kekasih, menuju pelaminan dengan wajah (tipografi) cantik, malam-malamnya dihias dengan imaji-imaji (auditif, visual, taktil) cinta. Ketika mentari sudah tanpak, batinnya memburu; sense (makna), feeling (rasa), tone (nada), dan intention (amanat).
Selamat membaca.
Penulis
Tumidah - Penulis menghabiskan masa kecilnya di desa Karangketug. Menamatkan pendidikan di SDN Randusari, lalu melanjutkan ke SMP Kraton, kemudian SPG Muhammadiyah Pasuruan. Penulis memilih melanjutkan kuliah D2 di IKIP PGRI Jember jurusan PGTK. Penulis melaksanakan pengembangan diri dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang anak usia dini penulis melanjutkan ke jenjang S1 Bimbingan Konseling (BK) dan Lulus Pada Tahun 2008. Akhirnya penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Pasuruan pada tahun 2012 dan ditempatkan di TK Negeri Pembina Kecamatan Bugul Kidul Di Kota Pasuruan. Penulis sekarang di tugaskan di TK Pertiwi 6 Karang Ketug Gading Rejo Kota Pasuruan.
Daftar Isi
Sampul
Catatan Penulis
Daftar Isi
Bisikan Ilalang
Mentari
Indahnya Alamku
Embunku
Sawah Nan Berkah
Kicau Burung
Jangan Sombong
Takdir
Tuhan Kami
Salah Langkah
Diam Laksana Emas
Adu Domba
Serigala Berbulu Domba
Gelap Gulita
Lestari Alamku
Indahnya Pelangi
Rindu Berat
Singgasana Durjana
Dalam Sujudku
Nafsu Angkara
Hu
Menunduklah
Nusantara
Dunia Terbalik
Hatiku Hancur
Perahu Oleng
Hidup Ini Sementara
Jangan Gegabah
Peri Kemanusiaan
Inilah Diriku
Jangan Berbangga
Sang Merak
Singa Allah
Alunan Melodi Cinta
Sang Pujangga
Ampunilah Aku
Buah Hatiku
Jagoanku
Amanah Dari Tuhan
Hidup Ini Sederhana
Profil Penulis