Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Antalogi Puisi 29 Penyair, Merajut Cinta di Negeri Dongeng

1 Pembaca
Rp 36.000 19%
Rp 29.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 87.000 13%
Rp 25.133 /orang
Rp 75.400

5 Pembaca
Rp 145.000 20%
Rp 23.200 /orang
Rp 116.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Membangun energi kebersamaan terbilang sulit, apalagi dengan menyelaraskan kata hati dan alam pikir. Demikian yang tertangkap dengan didedahkan kumpulan puisi - prosa‖ di buku ini. Mereka membidik makna kebersamaan dengan cara membangun enerji hati dari pengalaman, kumpulan pikiran, ide dan gagasan yang kemudian dibungkus dengan satu rasa, yaitu rasa bersyukur, kemudian menuangkannya dalam sebuah kumpulan kata-kata indah dan sarat makna.

Larik-larik puisi prosa dari beberapa judul yang dapat dibaca dikumpulan puisi tersebut, mampu menebar inspirasi bahwa hidup akan lebih baik jika dibalut dengan nafas kebersamaan. Karena pada kenyataannya diketahui bersama bahwa nilai kebersamaan itu yang kini semakin hilang kalau tak dapat dikatakan terkubur sama sekali.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Jhon Frisna Yana / Emi Suyanti / AISYAH ABDILLAH PUTRI

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786027206403
Terbit: Januari 2022 , 179 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Membangun energi kebersamaan terbilang sulit, apalagi dengan menyelaraskan kata hati dan alam pikir. Demikian yang tertangkap dengan didedahkan kumpulan puisi - prosa‖ di buku ini. Mereka membidik makna kebersamaan dengan cara membangun enerji hati dari pengalaman, kumpulan pikiran, ide dan gagasan yang kemudian dibungkus dengan satu rasa, yaitu rasa bersyukur, kemudian menuangkannya dalam sebuah kumpulan kata-kata indah dan sarat makna.

Larik-larik puisi prosa dari beberapa judul yang dapat dibaca dikumpulan puisi tersebut, mampu menebar inspirasi bahwa hidup akan lebih baik jika dibalut dengan nafas kebersamaan. Karena pada kenyataannya diketahui bersama bahwa nilai kebersamaan itu yang kini semakin hilang kalau tak dapat dikatakan terkubur sama sekali.

Pendahuluan / Prolog

Ragam cinta dalam diksi puisi
Puisi –puisi ini juga bisa menjadi sebuah fungsi dari hasil pengamatan dari sebuah waktu sejarah yang dilalui oleh penyair, ada yang luput tak terjamah sejarah, di sini mungkin puisi dengan getir dan haru mencatatnya, dengan sebuah bahasa yang bisa menjadi indah. Tentunya pembaca puisi dalam membaca pesan moral dalam puisi, juga dituntut untuk punya kreatifitas yang bisa membawanya ke luar menguak makna dari kata-kata yang di sajikan penyair tersebut.

Antologi Puisi ini juga menjadikan sebuah pembelajaran bagi para penyairnya, agar terus berlatih mengasah kemampuan dalam menulis puisi. Bagaimana memilih kosakata agar Puisi memenuhi unsur estetikanya, bagaimana mempunyai kekhasan gaya bahasa, dan bagaimana memilih tema yang menarik. Kemampuan ini akan di dapat jika para penyairnya rajin membaca, rajin berlatih, dan rajin menulis.

Membaca sangat membantu untuk mendapatkan kosakata-kosakata baru. Baik membaca buku, membaca semesta, maupun membaca diri sendiri. Selain menghasilkan kekayaan kosakata, dengan membaca kita akan bisa menemukan kosakata-kosakata baru yang indah, imajinatif dan kontemplatif, sebagaimana dikatakan chairil anwar : kosakata yang membuat pembacanya ―Melambung dan terhenyak‖.

Tentunya hal ini harus diramu dengan bagaimana mengungkapkan kegelisahan dan pengalaman batin dengan kalimat-kalimat yang menggunakan bahasa kiasan seperti metafora, allegori, personifikasi, metonimia, maupun sinekdoki.

Tidak kalah pentingnya adalah gaya bahasa,karena gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca, begitu kata Slametmuljana. Tiap pengarang itu mempunyai gaya bahasa sendiri. Hal ini sesuai dengan sifat dan kegemaran masingmasing pengarang.

Gaya itu merupakan idiosyncracy atau keistimewaan kekhususan seorang penulis, menurut Milddleton Mury Puisi sebagai sebuah bagian dari seni tentunya juga tunduk pada sebuah hakikat karya seni, yaitu selalu terjadi keregangan antara Konvensi dan pembaharuan (inovasi). Itulah kenapa Rifaterre mengatakan Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya.

Penulis

Jhon Frisna Yana - Seorang suami dan seorang ayah yang dilahirkan di Pinang Makmur, sebuah daerah transmigrasi di Sumatra Barat pada bulan Juli 30 Tahun silam. Ia bekerja sebagai guru honorer di SDN 3 Sengayam, sebuah desa di perbatasan KalselKaltim sejak 2009. Mulai menyukai karya tulis sejak di bangku sekolah dasar. Berkali-kali gagal menembus penerbit mayor, akhirnya mencoba peruntungan melalui penerbit indie, dengan harapan akan menjadi rekam jejak untuk membuka pintu masuk menuju penerbit mayor.

Pendidikannya berangkat dari SDN 37 Pinang Makmur, SMPN 7 Kuningan, SMAN 3 Kuningan, pendidikan matematika STKIP Paris Barantai Kotabaru. Ia adalah pendiri Komunitas Bait Puisi. Beberapa puisinya dapat dinikmati dalam buku antologi Lukisan 14 Pena Maya, Syair dan Kicau Burung, Hujan Kata di Negeri Puisi, Bara Dalam Sekam, Meraih Mimpi, Sejuta Alunan Cinta, dan Kepak Sajak Pelangi.
Emi Suyanti - Penulis adalah seorang istri dan ibu dari 2 peri cantik,yang bermukim di Jakarta, sehari-harinya bekerja dan hobby menulis puisi sesekali membaca puisi di event sastra. Memposisikan diri sebagai pembelajar pemula di bidang sastra, tak pernah takut salah untuk belajar. Pernah bergiat di komunitas seni dan sastra Indonesia, terlibat membuat proyek bersama buku antologi puisi di komunitas bait_puisi, di komunitas tinta emas, komunitas pencinta puisi indonesia, komunitas Penulis Perempuan Indonesia,156 dan komunitas persahabatan menulis. Pernah mengikuti work shop menulis yang dibimbing oleh Novelis Kirana Kejora. Bangga dan Bahagia pernah berkarya sekitar 14 buku antologi bersama teman-teman komunitas tersebut. Salam sastra.
AISYAH ABDILLAH PUTRI - Pencinta sastra yang juga mencintai dunia anak. Kesehariannya bergelut di dunia pendidikan usia dini sebagai pengelola di Lembaga PGTK Islam Irbah Golden Age Surabaya (IGAS). Menyukai kegiatan tulis menulis sejak di bangku sekolah dasar. Tahun 2006 sebuah tulisannya pernah mengantarkannya sebagai finalis Lomba Karya Nyata Pendidik tingkat nasional, sehingga berkesempatan emas bertemu Presiden di Jakarta. Juli 2012 perempuan yang tinggal bersama keluarga di tercinta di Perum. Graha Kencana Pakal B-9 Surabaya ini menyelesaikan studi sarjana keduanya di Universitas Negeri Surabaya jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, S1 pertamanya di Fakultas Psikologi Untag Surabaya.

Prestasi mendongeng dan lainnya seputar anak usia dini hingga sampai pada tingkat regional mengantarkan keinginannya untuk menjadi konsultan anak dan pendongeng perempuan yang dicintai anak-anak. Religius, sederhana, ramah dan sangat riang. Moto hidupnya adalah ―Ridho-Mu Everestku‖.

Daftar Isi

Sampul
Ragam cinta dalam diksi Puisi.
Sebuah Testimoni,
Daftar Isi
Elegi Citra
Negeri Dongeng
Tangis Di Rantau
Mata – Mata Cinta
Padamu Ibu
Mari Merayakan Rindu
Telapak Kaki Itu Syurgaku
Jiwa Raga Ini Berkarya
Antara Kita Dan Cerita
Pengembara
Pagi Dan Binar Bola Mataku
Lelaki Kecilku
Bahagia Itu..
Teruntuk Rindu..
Sajak Untuk Naina
Mencintai Bie
Dalam Diam
Nyanyian Kehilangan
Desember Untuk Ibu
Riuh Jalan Di Balik Jendela
Sedang Menggombal
Nopember Rain
Kau
Hujan
Aku, Mentari Dan Puisi
Salahkah Aku?
Romansa Jingga
Kaulah Puisi Terindah
Kepada Lelaki Ilalang
Sajak Kaum Jelata
Surat Tanpa Kertas
Senandung Perindu
Sepenggal Doa Kala Hujan
Aku, Sebuah Perasaan , Dan Secangkir Teh
Dan Malam Terhampar Sempurna..
Waktu
Aku Ingin Mencintaimu Dengan Biasa – Biasa Saja
Menolak Ingat
Penjaja Koran
Puisi Hujan
Tahajud Sepi
Ajari Aku
Bibir Dan Puisi
Dua Kerinduan
Matahari Di Atas Kertas
Perempuan Bulan
Sajak Daun Kering
Terminal Tawar
Amsal Lengan
Lesap
Senja Dwirupa
Enigma Asteria
Memintal Jarak
Hantu Penggoda
Sahabat Singkat
Juang Di Atas Rel Kereta
Donat Besi
Jilidan Hitam
Serenada Embun
Serenada Hujan
Sekar Lelayu
Bukit Bintang
Romansa Perempuan Rembulan
Teruntuk Ayah Ibu Terindah
Yang Ingin Aku Baca
Di Penghujung Juli
Hatiku Memar Sendiri
Kau ; Alasan Dari Seluruh Yang Menyenangkan
Mencintaimu
Mata
Rindu Rahasia
Lensa Pantai
Aku Baru
Gelora Cinta
Lukisan Merah Putih
Sisa – Sisa Perjuangan
Hotel Prodeo
Ibu
Perpisahan Di Stasiun Kereta
Ilusi Cinta
Sahabatku
Padang, 30 September 2009
Teruntuk Ibu
Pada Angin Berisik
Tak Apa (1)
Tak Apa (2)
Pertama
Batu
Perempuan Surga
Rindu Bahagia
Kehilangan
Tiga Perkara
Aku Kehilangan
Aku Menemukan
Berbicara Perihal Malam
Maaf Kami Tuk Hujan Dan Semesta
Ketika Tuhan Berpuisi
Sebuah Nama “ Filza “
Rindumu Yang Gincu
Janji Sepotong Roti Buaya
Kuluruhkan Keakuanku
Mari Bercerita
Aku Ingin
Agustus
Malaikat Kecil Di Saku Kiriku
Amalia Nur
Separuh Penuh
Tanpa Nama : Musthofa Ana
Atas Nama Luka, Aku Bahagia Kau Bersamanya
Delapan Permintaan
Salah Siapa
Mbak, Bolehkah Ku Pinjam Kekasihmu
Dengan Airmatamu
Begitu Saja
Lebaran
Rindu
Do’a
Hidup Bersahaja Karena Cinta
Ayah
Ibu
Bulan Putri Vina
Atmosfer Rindu
Goresan Luka
Momen Terindah
Tembang Rindu Murahan
Bukan Cinta Yang Mengakhiri
Tanpa Salam Jumpa
Kesabaran ; Cahaya Indah
Lupa Rahim Ibu
Lukisan Ayah
Kepada Kamu
Di Stasiun
Waktu dan Arloji Hadiah Ulang Tahun
Bahasa Diam
Prinsip Sejarah
Senandung Bulan Yang Menepi
Kepada Pelangi Di Langit Fatamorgana
Aku Lilin, Kekasihmu
Ibu
Tentang Penulis