Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kumpulan Puisi Rasa Ku Rasa

1 Pembaca
Rp 35.000 17%
Rp 29.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 87.000 13%
Rp 25.133 /orang
Rp 75.400

5 Pembaca
Rp 145.000 20%
Rp 23.200 /orang
Rp 116.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Puisi-puisi dalam buku ini saya tulis sejak Januari – Agustus 2016, dan ada satu puisi yang menurut teman penyair, Sosiawan Leak cukup menarik, dan kuat yang harus saya pertahankan, yakni puisi berjudul “Jaga Jarak”, benarkah puisi itu menunjukkan kepribadian saya. Semua saya serahkan pada pembaca. Yang jelas buku antologi ini merupakan buku kumpulan puisi saya yang ke 3, yang pertama adalah “Bersetubuh Dengan Waktu (2014)” dan yang kedua adalah “Dari Cinta Ke Negara (2015)”. Saya sadar bahwa ingin menjadi sesuatu itu perlu pengorbanan serta konsistensi diri, ini bisa saya rasakan selama berproses kreatif menulis puisi sejak tahun 1993 yang kali pertama puisi saya menghiasi sebuah media massa.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Suyitno Ethex

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786026397010
Terbit: Januari 2022 , 109 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Puisi-puisi dalam buku ini saya tulis sejak Januari – Agustus 2016, dan ada satu puisi yang menurut teman penyair, Sosiawan Leak cukup menarik, dan kuat yang harus saya pertahankan, yakni puisi berjudul “Jaga Jarak”, benarkah puisi itu menunjukkan kepribadian saya. Semua saya serahkan pada pembaca. Yang jelas buku antologi ini merupakan buku kumpulan puisi saya yang ke 3, yang pertama adalah “Bersetubuh Dengan Waktu (2014)” dan yang kedua adalah “Dari Cinta Ke Negara (2015)”. Saya sadar bahwa ingin menjadi sesuatu itu perlu pengorbanan serta konsistensi diri, ini bisa saya rasakan selama berproses kreatif menulis puisi sejak tahun 1993 yang kali pertama puisi saya menghiasi sebuah media massa.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar Penulis
Mengalir, mengalir dan mengalir pada sebuah pilihan dalam berkarya setiap individu pasti tak sama, dan setiap pilihan pasti punya konsekwensi tersendiri. Begitu juga dalam hal pilihan saya menulis puisi, saya harus berani menerima apa yang terjadi serta akibatnya di dalam menulis puisi. Padahal saya tak mungkin bisa mendapatkan materi yang berlebih dalam arti saya tak mungkin bisa hidup dengan puisi.

Tapi kenapa saya konsisten menulis puisi? Sebuah pertanyaan yang mungkin terlalu sombong bila saya jawab, tapi setidaknya di dalam menulis puisi saya menemukan dan atau mendapatkan kepuasan tersendiri. Apalagi karya puisi-puisi saya dibaca orang lain, dan bisa memberikan inspirasi.

Itulah sebabnya kenapa saya berkeinginan menerbitkan buku antologi puisi, dan keinginan saya ternyata disambut oleh Serikat Buku (Serbu) Mojokerto yang berkerjasama dengan penerbit Media Nusa Creative Malang.

Puisi-puisi dalam buku ini saya tulis sejak Januari – Agustus 2016, dan ada satu puisi yang menurut teman penyair, Sosiawan Leak cukup menarik, dan kuat yang harus saya pertahankan, yakni puisi berjudul “Jaga Jarak”, benarkah puisi itu menunjukkan kepribadian saya. Semua saya serahkan pada pembaca.

Yang jelas buku antologi ini merupakan buku kumpulan puisi saya yang ke 3, yang pertama adalah “Bersetubuh Dengan Waktu (2014)” dan yang kedua adalah “Dari Cinta Ke Negara (2015)”. Saya sadar bahwa ingin menjadi sesuatu itu perlu pengorbanan serta konsistensi diri, ini bisa saya rasakan selama berproses kreatif menulis puisi sejak tahun 1993 yang kali pertama puisi saya menghiasi sebuah media massa.

Saya tak akan panjang lebar di dalam memberikan kata pengantar, yang jelas saya ingin memberi sesuatu dalam hidup saya lewat karya-karya puisi, soal menjadi penyair atau tidak, semua saya serahkan pada orang lain. Karena orang lainlah yang berhak memberikan predikat atau menyebutkan predikat kepada saya.

Terlalu sombong bila saya menyebutkan diri saya sendiri sebagai “Penyair”. Semoga kumpulan puisi-puisi saya ini, yang saya beri judul “Jaga Jarak” bermanfaat serta berguna, dan bisa meramaikan khasanah kesusastraan di negeri ini.

Penulis

Suyitno Ethex - Lahir dan dibesarkan di telatah Mojopahit (Mojokerto), karyanya berupa pusi, cerpen dan esai sudah dimuat di beberapa media massa, antara lain di Suara Karya, Republika, Sastra Sumbar, Media Indonesia dan lain-lain. Puisi-puisinya terkumpul dalam beberapa antologi puisi, antara lain di Temu Sastrawan di Medan, Temu Sastrawan di Kediri. Temu Sastrawan di Malaysia, Dari Sragen Memandang Indonesia (2012), Malsasa (2013), Poetry2 Flows Into The Sink Into The Getter (2013), Puisi Menolak Korupsi (Jilid, I, II, IV, V), Memo Presiden (2015), Temanten Langgit (2015), Tifa Nusantara (2014 dan 2015), Solo Dalam Puisi (2014), Lumbung Puisi (2015) dan lain-lain.

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Jaga Jarak
Perjalanan
Lidah Bersilat
Bukan Kau Tapi Aku
Terlalu
Maju
Jimat
Diantara Bekas Luka
Adu Strategi
Siasat
Malam Jumat
Bermain Imajinasi
Ketemu Pocong
Tak Lupa
Jangan
Lawan Main
Ladang Pembantaian
Sumpah
Aku dan Puisi
Secangkir Kopi Pagi Hari
Sebening Embun
Puisi Pagi
Mengeja Pagi
Tikar
Rindu Bergelantungan Diantara Awan
Awan
Merindu Bulan
Berselimut Mendung
Berselancar Cinta
Rinduku Tak Akan Mati
Di Sini
Berbagi Waktu
Aku dan Kamu
Cinta Kita Berawan
Kelain
Mengikuti Arus
Lukaku Laku
Gagal Paham
Malam Itu
Menyelinap Diantara Awan
Dia
Dari Sudut Mana
Jejakku Tertinggal Di Bekasi
Seingatku
Yang Tersisa
Rindu Puisi
Dari Kota Ke Kota Lain
Kurasa Rasaku
Menjaga Lupa
Sebuah Rasa
Peluruku Puisi
Ditolak
Saat Ketemu
Pagi Menyapa Ungaran
Makna Sebuah Tanda
Buka Lapang Di Semarang
Tak Kacau
Gedung Tua
Menghapus Segala Penanmu
Suka Tak Suka
Hari Ini
Mengukur
Menyimpan Rasa
Cintaku Kau Buang
Rinduku Membentur Waktu
Apa Yang Bisa Kulakukan
Puisi Menjelang Lebaran
Mudik
Aku Juga Ingin
Juni
Merasa
Sebelumnya
Pijakan
Disudut Sebuah Café
Perempuan Itu
Jarak
Rasaku Rasamu
Jikalau Kau Tahu
Asem
Warung Lesehan
Melukis Malam
Akhirnya
Menempuh Perjalanan
Memburu Waktu
Membagi Waktu
Bicarakan Saja
Memburu Cinta
Berbagi
Kangen
Aku Ingin Merayumu
Tak Sejalan
Lukaku Terluka Lagi
Melukis Wajahmu Di Kanvas Bayangan
Melaut
Dar Der Dor
Berpaling
Hadapi Saja
Biodata Penyair