Dalam perkembangan zaman yang sangat pesat, berbagai aspek dalam kehidupan perlahan membuat nilainilai kehidupan yang telah lama ditanamkan dalam diri kita semenjak usia dini luntur begitu saja. Misalnya bagaimana kita memperlakukan orang dengan baik, bagaimana tindakan yang terpuji, bagaimana menyikapi persoalan dll. Hal tersebut bagaikan hilang ditelan perkembangan teknologi, maraknya peristiwa penyimpangan terjadi, baik dalam negeri, keluarga, dan diri sendiri seperti. Dan yang memprihatinkan adalah penyimpangan para remaja.

Payah. Tak Berguna. Hambar tak mempunyai makna. Satu per satu kecaman menggerogoti hatiku. Rasa kesal tertelan emosi remaja yang tak kunjung stabil malah menyulut masalah tersendiri bagi batinku. “JAS MERAH”

Semboyan pencinta sejarah sekilas membesit dalam benakku. Perlahan lembar demi lembaran usang sejarah bangsaku, kudapati tertiup panas melekit angin perkotaan, bersama sang mentari yang telah nampakkan sinarnya. Darah berjatuhan berderai laksana samudera sejarah Indonesia. Reruntuhan Mojopahit tak lagi terungkap. Auman Sang Patih Gajah Mada tak lagi mencekam, sosok pemersatu nusantara tak tertampak lagi dalam setiap benak pejuang bangsa di masaku.

“Generasi yang melupakan masa lalunya,” memang sih move on itu sulit. Tapi kalau sejarah bangsa angan dilupain juga. Ambil hikmahnya jadikan pijakan meniti masa depan nan cerah.

Kemana ibu pertiwi kan kubawa? Meniti tangga kehidupan nan kian meninggi, sesekali terseok nyaris ku terhenti, hentakan demi hentakan memaksaku terjatuh kembali. Generasi penerus bangsa tak lagi punya nyali tuk lawan tantangan dunia. Hanya terdiam, duduk manis menerima terpaan angin timur dan barat terhembus menggerus budaya yang kian menipis tak berdaya.

Sampul
Pengantar
Daftar Isi
1. Sesuram inikah Bangsaku ?
2. Kejenuhan Pemikir Masa Depan
3. Rif, Ini Aku!!
4. Tempurungku Telah Retak
5. Berkongsi dengan Emosi
6. Sapaan Manis Kedukaan
7. Lentera dalam Gelapku
8. Tangis Di Ujung Senja
9. Darah Semalam
10. Aku atau Kau yang Salah ?
11. Jalan Mengerikan
12. Aku yang terlupakan
13. Rintihan Di Balik Kepulan Asap
Tentang Penulis