Tampilkan di aplikasi

Buku MNC Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Surat Dari Masalalu Kepadamu di Tahun 2021

1 Pembaca
Rp 107.500 54%
Rp 49.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 147.000 13%
Rp 42.467 /orang
Rp 127.400

5 Pembaca
Rp 245.000 20%
Rp 39.200 /orang
Rp 196.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Seperti tahun 2019 yang menjadi tahun yang sangat indah dan berkesan karena telah memberikan aku kesempatan untuk bertemu danv mengenal panjenengan semua, sehingga sebuah kisah yang istimewa bisa tertulis pada jejak-jejak perjalanan hidupku setelah menemukan sebuah titik balik yang merubah seorang aku menjadi sosok yang jauh lebih “bahagia.” Semoga di tahun 2021 nanti ada lebih banyak kejutan bahagia lain untuk kehidupan semua orang. Aamiiin.

Ah, satu lagi. Di sini juga aku sisipkan beberapa puisi yang dibuat dalam kurun waktu awal PB 11 Juli, sampai aku pulang, yang sebenarnya 31 Agustus, tapi karena telat check in pesawat 2 menit jadi harus reschedule besoknya 1 september 2019. Puisi-puisi itu dibuat untuk mengisi waktu luang, buat project, atau bahkan sekedar iseng.

Daripada berserakan dimana-mana, jadi numpang kukumpulkan saja sekalian di sini. Boleh, kan? Semoga dengan begini tidak memicu asumsi kreatif lainnya. Hehehe...

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: R. Wardani

Penerbit: MNC Publishing
ISBN: 9786084623180
Terbit: Maret 2022 , 107 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Seperti tahun 2019 yang menjadi tahun yang sangat indah dan berkesan karena telah memberikan aku kesempatan untuk bertemu danv mengenal panjenengan semua, sehingga sebuah kisah yang istimewa bisa tertulis pada jejak-jejak perjalanan hidupku setelah menemukan sebuah titik balik yang merubah seorang aku menjadi sosok yang jauh lebih “bahagia.” Semoga di tahun 2021 nanti ada lebih banyak kejutan bahagia lain untuk kehidupan semua orang. Aamiiin.

Ah, satu lagi. Di sini juga aku sisipkan beberapa puisi yang dibuat dalam kurun waktu awal PB 11 Juli, sampai aku pulang, yang sebenarnya 31 Agustus, tapi karena telat check in pesawat 2 menit jadi harus reschedule besoknya 1 september 2019. Puisi-puisi itu dibuat untuk mengisi waktu luang, buat project, atau bahkan sekedar iseng.

Daripada berserakan dimana-mana, jadi numpang kukumpulkan saja sekalian di sini. Boleh, kan? Semoga dengan begini tidak memicu asumsi kreatif lainnya. Hehehe...

Pendahuluan / Prolog

“Apa kabar hari ini?” Prok... Prok... Prok... “Ceria!!”
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barokatuh...

Salam rindu, kugumamkan dari sepetak ruang segi empat yang disebut dengan kos-kosan sepi di Kota Batu, tempat baru yang menjadi pengganti ruang istirahatku di daerah Kutek sejak tiga hari yang lalu.

Sembari memutar playlist dari youtube yang menyenandungkan suara khas dari Mas Duta, sore ini, pada tanggal 4 September 2019 tepat pada pukul 16:23 aku memulai mengetikkan huruf demi huruf yang konsepnya baru kutemukan kemarin malam.

Setelah menghabiskan waktu bersama Maya sejak siang tadi, aku jadi ingin segera memulai mewujudkan angan-anganku untuk menyelesaikan rencana ini. Syukurlah, kedatangannya memotivasiku untuk segera membuka laptop tepat selepas anak itu pergi. Sebenarnya surat-surat ini mau dibuat formal, tapi setelah berpikir kembali entah mengapa rasanya jadi sedih. Karena aku adalah tipe yang akan cukup “gelo” ketika orang yang kuanggap dekat malah memperlakukanku secara formal, rasanya ada jarak yang sangat jauh dari sikap itu.

Mungkin tidak semua orang memiliki asumsi seperti Tomcat ini, tapi karena tulisan ini yang buat adalah aku, maka tone dan moodnya juga sengaja disesuaikan dengan “aku” banget.

Apa yang melatar belakangiku untuk membuat tulisan random ini? Entahlah, terlalu banyak alasan. Tapi di antara semua alasan itu, ada sebuah rasa terimakasih yang begitu meluap-luap hingga rasanya membuat jantungku hampir meledak. Hehehe, berlebihan sekali, kan? Biar saja, karena Galuh yang selama ini duduk di kelas B PB UI 2019 adalah si Tomcat yang berisik, hiperaktif, dan kadang-kadang rewel, atau mungkin sering, hehe.

Bagaimanapun, mbak-mbak biasa “yang sedang mencari tempatnya sendiri di dunia ini” merasa sangat bersyukur karena panjenengan semua bisa melihat dia apa adanya. Sudi mengenal, menerima, memberi tempat, dan mengajari banyak hal kepada remahremah tembok ini. Karena tidak bisa memberikan sesuatu yang cukup berarti untuk menggambarkan betapa berharganya apa yang telah panjenengan semua berikan, si Tomcat kecil ini ingin menuliskan sesuatu yang mungkin agak sedikit egois karena secuil kenangannya bersama panjenengan tidak ingin dilupakan.

Kenapa tahun 2021? Karena nunggu tahun 3021 kelamaan, hihihi. Okey, Galuh, kontrol... Begitu yang biasa dibilang Mas Hafidz dkk waktu aku mulai kelepasan. Sekarang aku mulai serius lagi, tapi susah kali ini mau serius karena membayangkan sedang ngobrol secara langsung. Jadi, tahun 2021 adalah tahun harapan di mana aku menyelesaikan masa studi dan membuat titik balik dari sebuah cerita yang baru.

Seperti tahun 2019 yang menjadi tahun yang sangat indah dan berkesan karena telah memberikan aku kesempatan untuk bertemu dan mengenal panjenengan semua, sehingga sebuah kisah yang istimewa bisa tertulis pada jejak-jejak perjalanan hidupku setelah menemukan sebuah titik balik yang merubah seorang aku menjadi sosok yang jauh lebih “bahagia.” Semoga di tahun 2021 nanti ada lebih banyak kejutan bahagia lain untuk kehidupan semua orang. Aamiiin.

Ah, satu lagi. Di sini juga aku sisipkan beberapa puisi yang dibuat dalam kurun waktu awal PB 11 Juli, sampai aku pulang, yang sebenarnya 31 Agustus, tapi karena telat check in pesawat 2 menit jadi harus reschedule besoknya 1 september 2019. Puisi-puisi itu dibuat untuk mengisi waktu luang, buat project, atau bahkan sekedar iseng.

Daripada berserakan dimana-mana, jadi numpang kukumpulkan saja sekalian di sini. Boleh, kan? Semoga dengan begini tidak memicu asumsi kreatif lainnya. Hehehe...

Jadi, sampai jumpa lagi di tahun 2021 nanti, dengan semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan receh dalam tulisan ini yang menunggu untuk dilengkapi. Adek Tomcat mohon pamit.

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barokatuh.....

Salam santun dariku di tahun 2019
Galuh Retno Setyo Wardani

Daftar Isi

Sampul
Daftar isi
Kepada: Mas Abdul Hafidz izzuddin di Tahun 2021
Kepada: Pak Ahmad Romadhon di Tahun 2021
Kepada: Mas Akrom Auladi di Tahun 2021
Kepada: Kakakku, Ana Yulvia di Tahun 2021
Kepada: Mas Aunillah Reza Pratama di Tahun 2021
Kepada: Bundaku, Halimatus Sa’diyah di Tahun 2021
Kepada: Kakakku, Ibrizatul Ulya di Tahun 2021
Kepada: Mas Khoirul Anwar di Tahun 2021
Kepada: Adekku, Khuzaimah di Tahun 2021
Kepada: Mas M. Musa Al-Hasyim di Tahun 2021
Kepada: Saudariku, Maya Tsuroya Alfadla di tahun 2021
Kepada: Dek Moch. Tatlihin Aljabar di tahun 2021
Kepada: Mas Mohammad Saddam Jamaludin Ishaq di tahun 2021
Kepada: Mas Muhammad Lutfi di Tahun 2021
Kepada: Dek Rahmat Hidayat di Tahun 2021
Kepada: Mas Reza Bachtiar Ramadhan di Tahun 2021
Kepada: Cak Rizki Mendung Ariefianto di Tahun 2021
Kepada: Mbakku, Sutriani di Tahun 2021
Kepada: Pak Wahib Ainurofiq di Tahun 2021
Kepadaku, di Tahun 20121
Dan pada akhirnya