Tampilkan di aplikasi

Buku MQS Publishing hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

4 Ilmu Meraih Derajat Mulia Di Sisi Allah

1 Pembaca
Rp 19.500 15%
Rp 16.575

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 49.725 13%
Rp 14.365 /orang
Rp 43.095

5 Pembaca
Rp 82.875 20%
Rp 13.260 /orang
Rp 66.300

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Apalah artinya punya derajat tinggi di hadapan manusia, tetapi hina di hadapan Allah Ta'ala. Sedangkan penilaian sejati adalah dari Allah, bukan penilaian makhluk. Kemuliaan di sisi Allah akan mendatangkan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan kemuliaan di hadapan makhluk semu dan hanya sementara. Maka, dera- jat mulia di hadapan Allah menjadi cita-cita tertinggi kita. Buku ini menyajikan empat ilmu penting dalam rangka ikhtiar meraih derajat mulia di sisi Allah Swt. Empat ilmu yang manfaatnya tidak hanya bisa kita petik ketika di dunia, melainkan juga bisa kita rasakan keberkahannya di akhirat kelak. Selamat membaca dan memetik hikmah.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Abdullah Gymnastiar
Editor: Rashid Satari

Penerbit: MQS Publishing
ISBN: 9786020814391
Terbit: Agustus 2023 , 65 Halaman










Ikhtisar

Apalah artinya punya derajat tinggi di hadapan manusia, tetapi hina di hadapan Allah Ta'ala. Sedangkan penilaian sejati adalah dari Allah, bukan penilaian makhluk. Kemuliaan di sisi Allah akan mendatangkan kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan kemuliaan di hadapan makhluk semu dan hanya sementara. Maka, dera- jat mulia di hadapan Allah menjadi cita-cita tertinggi kita. Buku ini menyajikan empat ilmu penting dalam rangka ikhtiar meraih derajat mulia di sisi Allah Swt. Empat ilmu yang manfaatnya tidak hanya bisa kita petik ketika di dunia, melainkan juga bisa kita rasakan keberkahannya di akhirat kelak. Selamat membaca dan memetik hikmah.

Pendahuluan / Prolog

Pendahuluan
Bismillâhirrahmânirrahîm. Alhamdulillâhi Rabbil’âlamîn. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Mengetahui segala rahasia senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah kepada kita sehingga kita tergolong orang-orang yang selamat di dunia dan di akhirat. Dialah Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah Allah Yang Maha Menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan hanya kepada-Nya kita pasti akan kembali.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw. sang kekasih Allah, penutup para nabi dan rasul, pembawa risalah Islam yang membebaskan manusia dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh cahaya hidayah. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak.

Saudaraku, mendapatkan derajat mulia di sisi Allah Swt. adalah dambaan kita semua. Apalah artinya segala tanda pangkat, kedudukan, kehormatan di hadapan makhluk jika tidak mendapatkan kemuliaan di hadapan Allah Swt. Meraih kemuliaan di hadapan Allah adalah prioritas kita yang utama, jauh lebih penting dari segala urusan hidup kita di dunia ini.

Sehingga apa pun yang kita lakukan dan yang kita ucapkan selama hidup di dunia ini semestinya adalah dalam rangka ikhtiar mendapatkan ridha Allah Swt.

Kemuliaan di hadapan makhluk adalah kemuliaan yang sifatnya hanya sementara. Kenapa seorang pemimpin di sebuah perusahaan begitu dihormati para karyawan dan relasinya? Tiada lain karena dia memiliki posisi tinggi di perusahaan tersebut. Kenapa seorang jenderal disegani dan dipatuhi pasukannya?

Karena dia memiliki posisi tertinggi dengan tanda bintang terbanyak di pundaknya. Namun, ketika tanda-tanda kebesaran itu lepas dari dirinya, ketika ia sudah memasuki masa pensiun, maka ia sudah tidak dipatuhi lagi sepenuhnya. Bahkan, ia tidak begitu disegani dan dihormati lagi seperti ketika ia masih menduduki jabatannya. Begitulah kedudukan di hadapan makhluk.

Memiliki kedudukan mulia di hadapan Allah adalah kunci keselamatan hidup yang abadi dan sejati. Seseorang boleh saja tidak dikenal semasa di dunia, tidak dihormati oleh manusia karena tidak memiliki apa-apa, suaranya tidak didengar, pendapatnya tidak dianggap, bahkan dipandang rendah hanya karena kedudukannya, harta atau jabatannya biasa saja. Namun, jika dia adalah pribadi yang shalih, jujur, amanah, istiqamah menjauhi maksiat, dan istiqamah beramal shalih meski sedikit, maka insyâ Allah dia mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah Ta’ala.

Hidup di dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Waktunya tidak panjang. Sungguh rugi orang-orang yang mengisi hidupnya yang sebentar ini hanya dengan sibuk mengejar kedudukan di hadapan makhluk. Orang yang demikian cenderung menghalalkan segala cara hanya demi terlihat bagus dalam pandangan orang.

Maka, beruntunglah orang-orang yang mengisi jatah usianya di dunia ini dengan kesibukan mengejar kemuliaan di sisi Allah Swt. Orang yang demikian cenderung akan lebih fokus menjaga diri dari urusan-urusan yang sia-sia, apalagi berbuat maksiat dan dosa. Ia sadar waktunya tidak banyak sehingga ia sibukkan dirinya dengan amal-amal yang mendatangkan keridhaan Allah Ta’ala. Ia bermujahadah semaksimal mungkin agar setiap ucapan yang keluar dari lisannya, setiap amal yang dilakukan kaki dan tangannya, ada dalam koridor ibadah kepada Allah Swt.

Saudaraku, meraih kemuliaan di sisi Allah tidak bisa diraih kecuali dengan mengetahui, memahami, dan mengamalkan ilmunya. Pada kajian kita kali ini, akan kita tafakuri bersama empat ilmu yang penting dan perlu kita pahami dan amalkan sebagai ikhtiar menjadi hamba yang mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Swt.

Penulis

Abdullah Gymnastiar - KH. Abdullah Gymnastiar

Yan Gymnastiar (lahir 29 Januari 1962) atau lebih dikenal sebagai Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym adalah seorang pendakwah, penyanyi, penulis buku, pengusaha dan pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid di Jalan Gegerkalong Girang, Bandung.[1] Aa Gym mulai berdakwah di TV Nasional dan naik daun di awal tahun 2000.[2]

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Penerbit
Daftar Isi
Pendahuluan
1. Ilmu Ikhlas
2. Ilmu Taubat
3. Ilmu Syukur
4. Ilmu Sabar
Sampul Belakang