Dari jenis kelamin, anak putra dan putri tidak sama. Karena itu diperlukan adanya perlakuan berbeda dan sinergi antara suami dan istri dalam mendidiknya. Seorang ayah memainkan peran sangat penting dalam mendidik putranya, mulai lahir hingga dewasa. Penelitian sudah banyak menemukan bukti bahwa keterlibatan ayah dalam mendidik putranya memberikan banyak keuntungan secara sosial dan akademis terhadap anak-anak.
Peneliti dari Universitas Maryland School of Medicine, Maureen Black, PhD mengatakan, “Kami menemukan, para ayah yang terlibat dalam mendidik putranya akan mendapati putra mereka lebih sedikit masalah.” Penelitian lain menyebutkan, anak laki-laki yang menghabiskan waktu lebih banyak dengan ayah mereka memiliki IQ lebih tinggi. Bahkan lebih jauh, akan sangat mendorong improvisasi masa depan sang anak.
Karena itu para periset memperingatkan bahwa tidak cukup bagi orang tua, terutama ayah, sebatas tinggal bersama, bertemu, dan berkumpul. Lebih jauh, seorang ayah harus secara aktif terlibat dalam kehidupan anak untuk mendapatkan keuntungan dalam perkembangan mereka. Dr Daniel Nettle menyampaikkan, “Data menunjukkan bahwa para ayah yang terlibat selama masa kanak-kanak putranya menghasilkan manfaat dalam hal ketrampilan dan kemampuan yang bertahan sepanjang masa dewasa.”
Permasalahan intinya adalah tugas ayah sebagai pemimpin keluarga memang tidak ringan. Jadi, terlepas dari hasil riset yang menunjukkan pentingnya ayah mendidik putranya, lebih jauh, setiap ayah bertanggung jawab memastikan putra dan seluruh keluarganya terbebas dari siksa api neraka. “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras.” (QS. At-Tahrim: 6).
