Tampilkan di aplikasi

Menanamkan jiwa anti korupsi pada anak

Majalah Mulia - Edisi 11/2017
7 November 2017

Majalah Mulia - Edisi 11/2017

Ajari anak agar tidak sekalipun mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

Mulia
Korupsi adalah biang dari kehancuran sebuah bangsa dan negara. Tidak saja terhadap program pembangunan infrastruktur, lebih buruk adalah rusaknya jiwa, tercerabutnya iman, dan hilangnya nurani kemanusiaan. Para orangtua patut waspada, mengingat praktik yang begitu buruk itu seolah biasa dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya ada tekad besar dalam diri, jangan sampai anak-anak kita ikut larut dengan perilaku korup.

Lantas bagaimana kita membentengi putra-putri kita dari mental korup? Imam Ghazali dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlaq wa Mu’ajalat Amradh Al- Qulub memberikan uraian penting mengenai hal tersebut. Pertama, melarang anak membanggakan sesuatu yang dimiliki kedua orangtuanya di depan kawan-kawannya, mulai dari soal makanan, pakaian, peralatan sekolah, ataupun lain-lainnya.

Jika tidak maka anak akan terdorong menjadi manusia takabbur dan sangat sulit bisa menjadi manusia yang memiliki sopan santun dan tawadhu. Kedua, tanamkan sejak dini agar anak-anak kita menahan diri dari segala sesuatu yang bukan miliknya, apa pun itu. Hendaklah diyakinkan kepada anak-anak agar tidak sekalipun mengambil sesuatu yang menjadi milik anak-anak lainnya, walau pun mungkin sangat menginginkannya.

Hal ini penting untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan kedudukannya, jika dia kebetulan berasal dari keluarga yang dihormati dan dimuliakan. Dan agar dia benar-benar menyadari bahwa kemuliaan seseorang diraih dengan memberi, bukannya dengan mengambil sesuatu. Karena mengambil yang bukan miliknya adalah perbuatan rendah, hina, buruk, dan nista.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI