Tampilkan di aplikasi

Dibalik iklan, promosi dan sponsor rokok

Majalah Mulia - Edisi 12/2017
2 Januari 2018

Majalah Mulia - Edisi 12/2017

Waspada terhadap iklan, promosi dan sponsor rokok yang mengepung lingkungan sekolah.

Mulia
Spanduk bertuliskan “Warung ini keren, Sob! Nggak jual rokok ke anak-anak” itu terpampang di depan warung kelontong di sekitar lingkungan salah satu sekolah negeri Bekasi. Spanduk itu tidak nongol begitu saja. Sebelum ada spanduk itu, yang terpampang justru spanduk dari industri rokok. Isinya jelas; tentang iklan, promosi, dan sponsor dari industri rokok.

Penurunan serta penggantian spanduk yang berisi iklan rokok dengan spanduk ‘ramah anak’ ini, merupakan salah satu kegiatan pendampingan yang dilakukan Yayasan Lentera Anak kepada 90 sekolah di 5 kota di Indonesia. Nama kampanyenya #tolakjaditarget industri rokok.

“Kami menyambut serta mendukung program pendampingan dengan kampanye #tolakjaditarget industri rokok ini,” kata guru pendamping SMPN 17 Bekasi, Susi saat berbincang dengan Mulia, awal Nopember lalu. Susi mengatakan, maksud dari program ini agar tujuan industri rokok menjajakan rokok ke anak-anak sekolah tidak sampai atau gagal.

Sebab, program pendampingan ini langsung memutus mata rantai siasat yang dilakukan oleh industri rokok. Untuk meningkatkan angka penjualan rokok, kata Susi, salah satu siasat yang digunakan industri rokok melalui iklan, promosi, dan sponsor. “Anak-anak sekolah ini memang jadi target industri rokok.

Itu diawali dengan iklan-iklan rokok yang menempel atau terdapat di sekitar lingkungan sekolah,” jelasnya. Susi mengatakan, dari jalan masuk sampai lokasi SMPN 17, di mana ada warung kelontong, maka di situ pasti ada iklan rokok. Bentuknya beragam, mulai dari spanduk, poster sampai stiker.

Warung ini biasanya dalam radius 300 meter dari lokasi sekolah. “Keuntungan industri rokok di sini, tak perlu membayar biaya pajak seperti papan reklame di pinggir jalan raya. Mereka tinggal memberi sejumlah uang kepada pemilik warung sebagai biaya ganti pemasangan spanduk. Terkadang ada yang dibayar dengan beberapa slop rokok,” bebernya.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI