Saat ini, banyak anak-anak muda Indonesia yang pragmatis. Mereka mudah diombangambingkan oleh keadaan. Demikian yang diamati dan dirasakan Ketua Umum Syabab (Pemuda) Hidayatullah, Suhardi.
“Dengan kondisi yang ada sekarang, anak-anak muda sangat mudah melacurkan diri ke hal-hal yang saya rasa akan merusak identitasnya. Ini yang sangat penting untuk diperhatikan setiap orangtua,” ujarnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan keluarga Muslim untuk mempersiapkan generasi muda yang progresif, religius, dan beradab? Menurut alumnus Lembaga Pendidikan Tinggi Ilmu al-Qur’an Jakarta ini, keluarga merupakan ‘lembaga’ yang sangat menentukan lahirnya para generasi muda yang akan memperjuangkan agama, bangsa dan negara.
“Kalau orangtuanya saja tidak punya spirit tentang kebangsaan dan keislaman, sikap progresif, religius serta beradab. Maka, bagaimana mereka mampu melahirkan generasi penerus yang seperti itu?” Suhardi berpesan, salah satu upaya yang dapat dilakukan orangtua adalah merpersiapkan diri untuk menjadi orangtua yang progressif, religius, dan beradab. “Termasuk spirit kebangsaan dan keislaman.”
“Anak-anak itu lebih dominan melihat daripada mendengar. Karena itu, untuk mentransformasi nilai-nilai progresif, religius dan beradab, maka orangtua harus menjadi pribadi yang demikian pula,” jelasnya. Jadi, menurut salah seorang Presidium Organisasi Kepemudaan Islam (OKI) ini, memang semua harus dimulai dari orangtua lebih dahulu.
Selain itu, Suhardi mengatakan, saat Allah menetapkan Nabi Ibrahim sebagai pemimpin, Nabi Ibrahim berharap anak-anaknya jua menjadi seorang pemimpin. Nah pertanyaan, adakah orangtua hari ini yang telah mempersiapkan anak-anak mereka untuk menjadi seorang pemimpin? “Ini yang saya rasa penting. Membekali anak-anak skil kepemimpinan,” imbuhnya.
