Tampilkan di aplikasi

Adab sebagai tujuan pendidikan

Majalah Mulia - Edisi 01/2019
3 Januari 2019

Majalah Mulia - Edisi 01/2019

Pendidikan adalah sebuah ikhtiar untuk menjadikan manusia menjadi manusia beradab / Foto : Imam Nawawi / Mulia

Mulia
Pendidikan adab adalah pengembalian makna pendidikan ke akar masalahnya. Demikian penjelasan Penulis Buku ‘Berguru Adab kepada Imam Malik’, Masykur, Lc, M.Pd.I.

“Bahwa, pendidikan adalah sebuah ikhtiar untuk menjadikan ma- JENDELA UTAMA tujuan Pendidikan Adab sebagai nusia menjadi a good man (manusia beradab). Jadi, bukan sekadar menjadi pekerja yang baik, karyawan yang baik, atau warga negara yang baik,” katanya menambahkan.

Menurut Masykur, hubungan antara pendidikan adab dengan keluarga itu sangat erat. Inti pendidikan, katanya, melahirkan manusia yang beradab. Yaitu manusia yang tak akan terkecoh dengan ilmunya sendiri (confusion of knowledge).

“Sedang keluarga adalah pilar utama dan lingkungan pertama dalam proses pendidikan (adab) tersebut,” ujarnya. Kata Pakar Pendidikan dan Pemikiran Islam, Adian Husaini, uraian yang lebih rinci mengenai konsep adab menurut Islam disampaikan oleh Prof. Naquib al-Attas.

Naquib al-Attas menjelaskan bahwa adab adalah pengenalan serta pengakuan akan hak keadaan sesuatu dan kedudukan, dalam rencana susunan berperingkat martabat dan derajat, yang merupakan suatu hakikat berlaku dalam tabiat semesta.

Pengenalan adalah ilmu, pengakuan adalah amal. Maka, jika pengenalan tanpa pengakuan seperti ilmu tanpa amal. Begitu sebaliknya, pengakuan tanpa pengenalan seperti amal tanpa ilmu.

“Keduanya sia-sia kerana yang satu mensifatkan keingkaran dan keangkuhan, serta yang satu lagi mensifatkan kejahilan dan ketiadasadaran,” demikian pembahasan Naquib al-Attas tentang konsep adab dalam pendidikan yang dikutip Adian.

Karena itu, menurut Adian, harkat dan martabat dalam Islam adalah berdasarkan pada ketentuan Allah. Bukan pada manusia ataupun budaya. “Sebagai contoh, kriteria orang yang mulia dalam al-Qur’an adalah orang yang paling bertakwa,” ujarnya mengutip surat ke-49 ayat 13.

Maka seharusnya, Adian menegaskan, di dalam masyarakat yang beradab, kaum Muslim harus menghormati seseorang karena keimanan dan ketakwaannya. Bukan karena
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI