Siapa yang tidak ingin permasalahan hidupnya dipertemukan jalan keluar (solusi). Siang dan malam dalam kehidupan manusia senantiasa mencari solusi dari setiap permasalahan hidup yang dialaminya.
Mereka yang ingin sejahtera dari muda sudah belajar dengan sungguh-sungguh. Dapat pekerjaan pun menjadikan mereka semakin terpacu untuk disiplin. Namun, saat manusia telah melakuan apapun dalam kehidupan ini, tidak berarti mereka lepas dari permasalahan.
Ada orang yang sejak muda moncer dalam karir politik, menjelang paruh baya berhasil menjadi pejabat. Namun, saat usia senja, bukan bahagia dia peroleh, malah justru mesti mendekam di hotel prodeo.
Sisi lain, ada juga orang yang sejak kecil hidup dalam keluarga taat beragama. Anakanaknya belajar di sekolah favorit dengan biaya selangit. Tapi, saat sang anak tumbuh dewasa, berkarir dan berkeluarga, bisa tinggal di perumahan elit, tetapi ia lupa terhadap orangtua yang telah membesarkannya.
Bahkan terhadap Allah pun ia lupa. Shalat tidak lagi, zakat apalagi. Jauh dan semakin menyusuri kegelapan. Semakin manusia mengejar kebahagiaan dunia dan menanggalkan kebahagiaan akhirat, maka apapun yang dilakukan tidak pernah akan benar-benar bertemu dengan solusi.
Bisa jadi harapan dan keinginannya tercapai, namun tak lama kemudian, masalah baru datang dan menghancurkan semuanya.
Tidak heran jika di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang tingkat penduduk melakukan bunuh diri sangat tinggi. Itu semua terjadi bukan karena mereka tidak cerdas, tetapi karena mereka tidak bertemu dengan solusi.
Dalam Taqwa ada Solusi Berbahagialah insan beriman, Allah memberikan kabar gembira bahwa jika menghendaki solusi hidup maka hendaklah bertaqwa kepada-Nya.
Suatu waktu Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah maka pesan paling pertama dan utama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah taqwa.
