Tampilkan di aplikasi

Memuji, jangan berlebihan

Majalah Mulia - Edisi 11/2019
20 November 2019

Majalah Mulia - Edisi 11/2019

TEROVASELAINEN/PIXABAY

Mulia
Tidak bisa dipungkiri, dalam pergaulan biasa seseorang memuji orang lain, entah itu sahabat, kenalan, atau pun tokoh. Hal semacam ini juga pernah terjadi di masa Nabi Muhammad .صلى الله عليه وسلم Diriwayatkan dari sahabat Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Ada seseorang yang memuji orang lain di sisi Nabi . Lalu Nabi bersabda, وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ، قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ “Celaka kamu, kamu telah memenggal leher sahabatmu, kamu telah memenggal leher sahabatmu.”

Kalimat ini diucapkan oleh beliau berulang kali, kemudian B هُeاliَau bersabda, مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَادِحًا أَخ لاَ مَحَالَةَ، فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ فُلاَنًا، وَاللَّهُ حَسِيبُهُ، وَلاَ يِ عَلَى اللَّهِ أَحَدًا أَحْسِبُهُ أُزَكّ كَذَا وَكَذَا، إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذَلِكَ مِنْهُ “Siapa saja di antara kalian yang tidak boleh tidak harus memuji saudaranya, hendaklah dia mengucapkan, “Aku mengira si fulan (itu demikian), dan Allahlah yang lebih tahu secara pasti kenyataan sesungguhnya, dan aku tidak memberikan pujian ini secara pasti, aku mengira dia ini begini dan begitu keadaannya”, jika dia mengetahui dengan yakin tentang diri saudaranya itu (yang dipuji).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan karena besarnya mudharat pujian bagi seseorang, Rasulullah sampai memberikan petunjuk keras bagaimana bila seseorang mendapatkan pujian. إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ، رَابَ التُّ فَاحْثُوا فيِ وُجُوهِهِم “Jika Engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya.” (HR. Muslim).
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI