Tak ada yang bisa dilakukan oleh orang semangat. Jangankan minus modal. Berlimpah amunisi pun tiada guna. Karena memang semangat menjadi salah satu anak tangga untuk menggapai kesuksesan.
Bila terputus, maka secara otomatis memupuskan untuk lanjut ke tangga berikutnya. Karena itu. Menjadi penting untuk mampu menjaga semangat ini. Kehilangannya sama saja tengah mengundang kegagalan di masa mendatang.
Tidak sekedar itu. Tapi juga menghadirkan kekecewaan dan penyesalan yang paling mendalam. Dan ini sangat menyakitkan. Seperti yang tertuang dalam pribahasa Arab, yang artinya; “Bersungguhsungguhlah. Dan jangan bermalas-malas. Karena penyesalan hanyalah milik mereka yang bermalas-malasan.”
Kini, pertanyaannya; bagaimana cara senantiasa menumbuhkan semangat itu? Setidaknya ada dua cara untuk menjaga atau menumbuhkan semangat. Pertama; bersumber dari internal Dan ini sifatnya primer.
Yang kedua berasal dari eksternal. Ini sifatnya sekunder. Mari kita kupas lebih mendalam. Sumber internal artinya motivasi berasal dari diri sendiri. Latar terpancingnya banyak. Yang paling tinggi adalah idiologi. Pemahaman agama.
Ketika seseorang telah mampu menjadikan agama sebagaia tuntunan hidup, sudah pasti akan memiliki semangat juang yang tinggi. Sebab agama terus memantik pemeluknya senantiasa bersemangat. Pantang menyerah.
