Tampilkan di aplikasi

Derita dibalik binatang sirkuit

Majalah Mulia - Edisi 04/2020
13 April 2020

Majalah Mulia - Edisi 04/2020

Harimau

Mulia
Binatang sejatinya memiliki karakter bereka ragam. Singa dan harimau, memiliki perawakan galak. Maklum, keduanya jenis binatang buas. Pemangsa. Bahkan, si singa mendapat julukan si raja hutan.

Apa gerangan? Karena memiliki kekuatan yang luar biasa untuk memangsa korbannya. Maka, kalau singa telah keluar dari tempat peristirahatannya. Terlebih dalam keadaan lapar. Maka, semua hewan akan berhamburan.

Takut. Mendengar aungannya, bak mendengar terompet sangkala maut. Seakan ajal telah di ujung tanduk. Setali tiga uang, begitu juga respons manusia. Tak ada yang berani face to face (berhadapan secara langsung) dengan singa atau harimau.

Sekalipun membawa senjata, lebih memilih aman dengan bersembunyi. Sampai binatang buas itu berlalu. Kondisi bisa dipastikan aman. Barulah bisa lebih tenang. Meskipun hati masih juga was-was. Tapi, karakter dasar hewan-hewan itu akan berubah total, ketika telah masuk wahana sirkuit.

Ia menjadi lelucon yang ditertawakan. Aungannya yang semula membuat bulu kuduk merinding, kini sama sekali tidak menakutkan. Penonton malah bertemuk tangan, riang gembira melihat atraksi-atraksi yang ditunjukkannya. Kontras 180 derajat.

Pertanyaannya, Apa yang membuat binatang-binatang itu hilang taji lagi tak berwibawa? Tidak lain jawabnya, karena binatang itu kehilangan jati diri. Penyebabny; terus dielus dan dininabobokkan oleh si tuan.Dimanjakan. Makanan dipenuhi.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI