Mungknkah Genderless Parenting? Dunia penuh warna dan selalu punya pembeda. Kita menyebutnya keunikan, karena hanya ada satu pihak yang memiliki. Apakah itu? Kali ini kita membicarakan sifat-sifat anak perempuan dan laki-laki yang konon memiliki perbedaan. Dari mana asal terjadinya perbedaan ini? Ada beberapa teori yang mencoba menjawabnya. Mama Papa bisa menemukannya di Beranda kali ini.
Saya pernah menemukan percakapan di dunia maya mengenai eksperimen pola asuh dari satu orangtua yang tak mengenalkan gender pada anak laki-lakinya. Ia menyebutnya sebagai genderless parenting. Sayangnya tidak ada konfirmasi mengenai karakter dan perilaku seperti apa yang muncul dari bocah laki-laki asal Victoria, Australia ini. Namun, saya ingat bunyi satu tulisan yang mengomentarinya, “They put too many risks onto that child.”
Memang benar, ada risiko sosial yang dihadapi seorang anak apabila ia tidak mengetahui identitas gendernya secara tegas. Namun, saya pribadi yakin, setiap manusia terus berproses dalam hidupnya. Anak tadi pasti akan mengidentifikasi orang-orang yang berpengaruh besar pada dirinya. Entah orangtua atau teman. Entah orangtua laki-laki atau perempuan. Ingat cerita Jungle Book, kan? Tentu saja tidak ada yang mengatakan pada Mowgli bahwa ia seorang anak laki-laki. Namun, sosok Akela, Bagheera, dan Baloo membentuk identitas dirinya. Nah, kira-kira seperti itu.
Menarik ya, mengulik-ulik soal perbedaan sifat dan karakter berdasarkan gender. Mengapa kita diminta memahami perbedaannya? Tentu saja supaya tidak terjadi salah komunikasi dan persepsi dalam hubungan dengan anak. Syukur-syukur kita juga jadi paham mengapa selama ini sering cekcok tentang hal-hal enggak penting dengan pasangan, he he…