Campur aduk rasanya. Ada rasa bahagia karena dalam hitungan minggu atau bahkan hari, si kecil akan segera mengisi hari-hari Mama dan Papa. Namun, saat dokter memberi tahu bahwa posisi janin masih sungsang, rasa khawatir tak bisa terelakkan. “Akankah sungsang membahayakan kese hatan janinku? Bisakah aku melahirkan secara normal? Apa yang bisa aku lakukan?”
Tenang, Ma... jangan buru-buru galau. Menurut American Pregnancy Association, bayi sungsang terjadi pada satu dari 25 kehamilan cukup bulan. Walau posisi kepala bayi belum menuju jalan lahir, kebanyakan bayi sungsang dinyatakan lahir secara sehat. Hanya saja, untuk beberapa kasus, sungsang juga bisa dikaitkan dengan kelainan bawaan yang membuat bayi gagal bergerak ke posisi normal. Namun, selama Mama rutin memeriksakan kandungan ke dokter dan setelah dilakukan USG, janin dinyatakan dalam kondisi sehat, maka tak ada yang perlu Mama khawatirkan tentang kesehatan janin.
Begitu pun dengan melahirkan secara normal, meski letak buah hati di kandungan dalam posisi sungsang, enggak selalu harus diakhiri dengan operasi sesar, kok. Jadi, masih ada kemungkinan untuk Mama menjalani persalinan normal. Bahkan, dokter dan Mama sendiri pun bisa mengubah posisi sungsang ini menjadi normal. Tentu, ada syaratnya.
Tiga Posisi Janin Pertama-tama, pahami dulu perbedaan posisi-posisi janin dalam kandungan. Selama trimester ketiga, inilah beberapa posisi yang mungkin dialami janin menurut American Pregnancy Association: Posisi normal atau disebut juga dengan letak kepala. Kepala bayi berada di bawah, siap memasuki jalan lahir.
Posisi atau letak sungsang. Kepala bayi berada di atas. Ada beberapa kategori posisi sungsang, yaitu: Sungsang bokong murni (frank breech), yaitu hanya bokong janin yang berada di dekat jalan lahir, sedangkan kakinya lurus ke atas berdekatan dengan kepala. Posisi sungsang ini dianggap paling mungkin untuk persalinan normal.
