Tampilkan di aplikasi

Baby blues yang membahayakan

Tabloid Nakita - Edisi 917
26 Oktober 2016

Tabloid Nakita - Edisi 917

kanAda tiga gangguan emosi atau kejiwaan pascamelahirkan. Lantas apa bedanya PPD dan PPP dengan baby blues?

Nakita
Buat Mama yang mengalami baby blues mungkin tak perlu merasa sedih sendirian. Karena, menurut Psikolog Anna Surti Ariani, sekitar 50— 80% Mama yang baru melahirkan mengalami sindrom baby blues. Bahkan kata American Pregnancy Association, 70— 80% Mama baru mengalami mood swing atau perasaan negatif setelah melahirkan bayinya.“Jadi, dapat dikatakan bahwa sindrom ini sebenarnya relatif wajar terjadi,” ujar Nina, sapaan akrabnya. Sindrom baby blues atau biasa disebut juga postpartum blues (PPB) adalah perasaan negatif yang muncul tak lama setelah Mama menjalani proses persalinan.

PPB biasanya muncul pada beberapa hari hingga maksimal 2 minggu pascamelahirkan. Beberapa gejalanya, Mama mengalami mood swing, murung, minat mengurus bayi berkurang, sulit tidur, tidak nafsu makan, dan perasaan kelelahan. Namun jangan buru-buru memvonis Mama mengalami gangguan jiwa. Karena, banyak ahli memperkirakan, gangguan emosi yang muncul pascapersalinan ini disebabkan oleh perubahan hormonal di tubuh Mama setelah melahirkan. Selama hamil, jumlah estrogen dan progesteron di tubuh Mama sangat tinggi. Pada 2—3 hari setelah si kecil lahir, kadar hormon tersebut langsung berkurang secara drastis, menyebabkan rasa tak nyaman, baik pada fisik maupun psikologis Mama. Itulah mengapa, gejala PPB biasanya muncul pada 1—3 hari pascapersalinan dan memuncak pada 2—3 hari setelahnya.

Perubahan pola hidup menjadi seorang ibu juga bisa memicu timbulnya perasaan negatif. Kesibukan mengurus bayi, rutinitas menyusui hampir setiap jam, waktu tidur yang minim, serta rasa khawatir atau cemas apakah mampu atau tidak menjadi ibu yang baik, merupakan kondisi-kondisi yang turut mendorong terjadinya PPB. Nah, karena PPB tergolong wajar, menurut Nina, Mama yang mengalaminya tidak harus meminta bantuan ahli untuk mengatasinya. “Asalkan Mama mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, dapat tidur cukup, dan mendapat dukungan yang baik dari keluarga, maka gejala baby blues bisa hilang sendiri,” tambah Nina.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI