Profesor Pendidikan lulusan Universitas Illinois, Dolores Durkin, melakukan berbagai studi penelitian pada 1958— 1964 tentang permasalahan mengajari anak membaca pada usia dini. Hasilnya? Durkin memberikan tiga kesimpulan berikut ini! Pertama, anak yang bisa membaca sejak dini senantiasa bisa mengungguli kemampuan membaca anak yang terlambat hingga ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kedua, kemampuan membaca sejak dini tidak berhubungan dengan IQ anak, tetapi sangat berhubungan dengan suasana rumah dan keluarganya. Anak-anak yang bisa membaca sejak dini ternyata muncul dari keluarga yang memiliki perhatian dan usaha ekstra dalam membantu mereka membaca.
Ketiga, kemampuan membaca sejak dini juga tidak berhubungan dengan kondisi sosialekonomi. Anak-anak yang bisa membaca sejak dini ternyata memiliki orangtua yang mau menyempatkan waktu untuk kegiatan membaca bersama anaknya, walaupun latar belakang sosial-ekonomi mereka berbedabeda. Pakar lainnya, Glenn Doman, mampu membuat para bayi belajar membaca dan terampil melakukannya di usia 2 tahun seperti layaknya anak SD. Akan tetapi, Glenn Doman juga menekankan bahwa proses belajar membaca hanya boleh dilakukan dalam kondisi tertentu, yaitu saat anak dan sang mama (yang mengajarkan membaca) berada dalam suasana menyenangkan, tanpa tekanan sama sekali.
Jangan khawatir, Mama Papa. Seperti dikatakan Glenn Doman, anak balita memiliki kemampuan menyerap lingkungan dan mempelajari apa pun dengan sangat baik, sehingga balita juga dapat menyerap informasi dengan cepat, termasuk membaca. Yang penting, apakah situasi membaca tersebut menyenangkan bagi anak. Nah, tugas kitalah sebagai orangtua untuk dapat berperan aktif menyediakan situasi yang menyenangkan bagi anak belajar membaca. Cukup 5—15 menit yang efektif untuk mendampingi dan melatih anak membaca, setelah itu beri kebebasan kepada anak untuk bermain, nonton, atau melakukan kegiatan lain yang disenanginya.
