Memang, Ma, dahulu kita dilarang makan dan minum kalau sudah mendekati waktu persalinan. Alasannya, untuk menghindari terjadinya Meldeson syndrome, yaitu aspirasi alias terhirupnya makanan atau minuman ke paru-paru. Namun, studi terbaru yang dilakukan tim dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menemukan fakta sebaliknya: makan dan minum pada tahap awal persalinan tetap aman bagi mama bersalin. Hanya saja, hindari makan yang terlalu padat saat pembukaan sudah mendekati lengkap.
Masalahnya, rasa nyeri selama proses pembukaan dinilai lebih menyita perhatian sehingga rasa lapar dan haus kerap terlupakan, bahkan tak terasa sama sekali. Karena itulah, saat pembukaan sudah dimulai tetapi masih dalam tahap awal (pembukaan 1—3), dimana lapar masih bisa terasa dan nafsu makan masih relatif besar, Mama tetap diminta untuk memasok energi lewat makanan dan minuman bergizi. Menurut situs www.babycentre.
co.uk, ada banyak manfaat yang akan Mama rasakan bila mengasup makanan dan minuman yang cukup dan bergizi menjelang persalinan. Selama menjalani pembukaan 1 hingga 10, Mama membutuhkan banyak energi untuk menahan rasa nyeri akibat kontraksi rahim dan pembukaan jalan lahir.
Saat pembukaan sudah lengkap pun, Mama kembali membutuhkan energi untuk mengejan. Oleh karena itu, walau Mama sudah tak memiliki nafsu untuk makan besar, mengonsumsi makanan kecil atau minuman padat gizi dapat membuat Mama merasa lebih nyaman dalam menghadapi proses persalinan.
Selain itu juga untuk menghindari terjadinya ketosis, yakni respons alami tubuh saat tubuh melakukan aktivitas fisik yang cukup berat dalam waktu lama, seperti proses pembukaan hingga melahirkan. Jika tubuh tak cukup mendapat energi dari makanan maupun minuman, tubuh akan memecah lemak yang ada untuk mendapatkan energi dan proses ini bisa menimbulkan sakit kepala bahkan rasa tidak enak badan.
