Tampilkan di aplikasi

Perempuan, kok, pakai rok, ma?

Tabloid Nakita - Edisi 921
23 November 2016

Tabloid Nakita - Edisi 921

Di usia prasekolah, gagasan akan peran laki-laki dan perempuan akan menjadi semakin jelas. Ada beragam hal yang membantu si prasekolah membentuk gendernya. Yuk, kita cari tahu.

Nakita
Mungkin tak sedikit Mama yang belum paham bahwa jenis kelamin dan gender tidaklah sama. Jenis kelamin seseorang secara biologis ditentukan oleh kromosom seks, hormon, organ reproduksi, dan alat reproduksi. Sementara gender lebih mengacu kepada perasaan internal seseorang akan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.

Gender tidak hanya ditentukan secara biologis, tapi juga oleh faktor-faktor lain, misalnya, anggapan masyarakat akan perilaku maskulin dan feminin serta peran laki-laki dan perempuan yang tercermin dalam media dan budaya. Keluarga, pola asuh, dan kepercayaan kita, semuanya berperan.

Identitas gender—cara kita memandang diri sendiri sebagai laki-laki atau perempuan—seringnya sejalan dengan jenis kelamin kita. Kesadaran itu mulai mengkristal sejak tahun-tahun pertama kehidupan. Anak-anak biasanya dapat mengidentifikasi diri mereka sebagai anak laki-laki atau perempuan saat berumur 2 atau 3 tahun. Sementara saat berumur empat tahun, gagasan akan peran laki-laki dan perempuan menjadi semakin jelas.

Menarik untuk mengetahui bahwa banyak kebiasaan kita yang ternyata ikut membentuk pandangan putraputri kita akan gender. Selain kita sebagai panutan, banyak hal yang bisa membentuk anak laki-laki menjadi anak laki-laki dan anak perempuan menjadi anak perempuan. Mari kita bahas beberapa di antaranya soal prasekolah dan gender! 1. Tokoh panutan.

Prasekolah memerhatikan semua laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama mereka, mengembangkan harapan berdasarkan observasi di usia yang sangat dini. Meski begitu, hasil penyerapan mereka akan kebiasaan orang dewasa tidak selalu tepat.

Diane Ruble, Professor Emeritus bidang psikologi dari New York University, mengisahkan seorang prasekolah yang ibunya minum kopi sementara ayahnya minum teh. Ia menganggap aturan itulah yang berlaku sampai, dengan sangat terkejut, dia melihat seorang laki-laki meminum secangkir kopi.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI