Mama-Papa tersayang...
Salah satu tanda sebuah rumah punya balita adalah suasananya agak sedikit berantakan. Eh banyak juga, sih, yang sangat sangat sangat berantakan.
Bukan jorok, ya. Namun, biasanya kecenderungan ada mainan tergeletak di sana-sini, atau ada sandal menyembul di bawah kursi.
DInding pun menjadi salah satu yang bisa dibilang tidak bersih. Ada saja coretan-coretan. Entah mengapa di usia balita mereka senang sekali mencoret di dinding kendati sudah disediakan kertas. Mungkin dinding diibaratkan kanvas mahalebar di mata anak.
Coretan itu seperti tanpa makna, padahal sesungguhnya itulah awal anakanak kelak bisa menulis, dan tentu menggambar bahkan mungkin melukis. Jadi, sungguh tak bijak melarangnya coret-coret. Lebih baik kita sediakan kertas dan alat mencoret atau menggambar yang sesuai untuknya. Bila tak ingin seluruh dinding, sediakanlah white board atau izinkan satu bidang dinding menjadi wilayah yang boleh dikuasainya untuk menyalurkan hasrat mencoret-coret sepuasnya.
Ada seorang Ibu yang malah mengabadikan dengan memotret coretan-coretan di dinding kreasi anaknya. Foto itu kini menjadi bagian dari perjalanan si anak yang telah menjadi pelukis.
Ya, bermula dari sebuah coretan, yang sesungguhnya sarat makna.
Salam,
Iis R. Soelaeman