Seorang teman mengeluhkan anaknya yang menurutnya main melulu. Teman yang lain menimpali bahwa anaknya pun demikian juga, saban hari main. “Enggak tahu maunya apa, tuh, anak, maeeennn terus enggak ada habisnya.” Kalau kita dipusingkan dengan ulah si kecil yang lebih banyak bermain, pasti kita akan ditertawakan oleh banyak orang. Bukankah memang dunia anak adalah bermain. Jadi, tak ada yang salah, deh, bila memang seorang anak banyak menghabiskan waktunya dengan bermain. Jadi, tak perlu heran bila mereka seperti tak pernah kehabisan energi untuk bermain. Di masa kanak-kanak, eksplorasi lingkungan memang menjadi bagian penting yang menunjang tumbuh kembangnya.
Bermain itu bukan tidak ada faedahnya, lo! Justru banyaaak… Karena lewat bermain anak belajar banyak hal. Mereka akan mengembangkan kreativitas, menjalin kerja sama, berpikir logis-analisis juga strategi, dan sebagainya. Mereka tak perlu kemewahan alat (mainan) atau ruangan. Bahkan di sebuah lapangan terbuka berumput hijau saja akan menjadi arena bermain yang mengasyikkan. Atau di ruang keluarga yang mungil sekalipun akan menjadi arena bermain yang membuat mereka bisa menciptakan segala macam kesenangan. Coba saja perhatikan, bagaimana ilalang bisa berubah menjadi pesawat-pesawat tempur kemudian mereka memainkan seolah-olah sedang terjadi perang di udara sana. Mereka juga bisa menciptakan sebuah tenda dari sprei yang berdiri di antara dua kursi, dan mereka berkemah di dalamnya.
Kreativitas anak-anak itu memang tanpa batas ketika ruang kebebasan berekspresi diberikan kepada mereka. Tak perlu dihambat, namun justru beri kesempatan seluas mungkin dan dorong mereka untuk mengembangkannya. Kejutan-kejutan kreativitas yang diciptakannya sungguh di luar dugaan kita. Dan itu menyenangkan dan membahagikan. Bukan cuma buat si anak, tapi juga buat kita. Nah, masihkah kita akan melarang mereka bermain?