Mira D. Amir, Psikolog Anak dan Keluarga sangat menyarankan orangtua dan anak melakukan kegiatan seru dan kreatif, karena kegiatan ini menstimulasi aspek-aspek penting dari seorang anak Ada 3 tahapan yang dilalui anak mulai dari usia batita, pra sekolah, dan sekolah. “Di usia batita pengembangannya lebih ke aspek psikomotorik, pra sekolah aspek mengasah kecerdasan dan emosi, membantu perkembangan emosi, menata emosi secara positif. Dan masa sekolah adalah mengasah kemampuan kognitifnya,” kata perempuan yang juga menjadi konsultan di berbagai perusahaan ini.
Kegiatan seru dan kreatif itu konteksnya adalah bermain karena dari bermain anak bisa belajar dengan mudah dan cepat. “Dunia bermain adalah dunia anak-anak dan kegiatan belajar diperoleh dari bermain tersebut.” Hanya saja, lanjut ibu dua anak ini, terkadang orangtua mengartikan sebuah kegiatan seru itu adalah sesuatu yang bisa dibayar, disubstitusi, lebih kepada les apa yang bisa diikuti anak. “Terkadang selalu dihubungkan dengan kegiatan atau permainan yang mahal.
Padahal, ketika orangtua berinteraksi dengan anak di rumah, kegiatan tersebut bisa menstimulasi anak ke beberapa aspek yang dibutuhkan. “Mulai dari belajar berkomunikasi, menciptakan suasana menyenangkan, menentramkan, nyaman, ketawa bareng. Selain membentuk ikatan dan kedekatan antara orangtua dengan anak sehingga tercipta interaksi yang kuat.”
Memang dibutuhkan waktu untuk beraktivitas bersama anak di rumah. “Tapi tidak ada alasan tidak ada waktu untuk melakukannya. Karena seminim-minimnya waktu yang ada, orangtua harus bisa membuat prioritas.” Pada anak yang orangtuanya berpisah pun, orangtua tetap komitmen mendampingi anak-anak dalam beraktivitas.
Beri Sugesti Positif Ada beberapa kesalahan yang dilakukan orangtua, terkadang anak-anak tidak boleh bermain dengan alasan mau ulangan atau ujian. “Padahal, ada anak dengan bermain lebih dulu malah bisa menstimulasi otaknya. Sehingga waktu belajar lebih segar dan mudah menyerap pelajaran.”
