Halo Sahabat Nova
Semasa kecil di Bandung, saya rajin main ke rumah tetangga. Sisi kiri adalah keluarga yang suka sekali mengajak bermain dengan anjing mereka. Biarpun saya–sesungguhnya–lebih suka ke sisi kanan, karena di keluarga itu ada teman sebaya. Pindah ke Jakarta, saya tak lagi akrab bahkan mengenal nama para tetangga. Kami tenggelam dalam urusan masing-masing. Mungkin Sahabat Nova pernah mengalaminya, apatis.
Situasi berubah saat saya pindah lagi ke rumah yang sekarang. Kualitas air tanah yang awalnya kurang baik membuat kami meminta dan menerima bantuan berupa air bersih dari tetangga. Lagi-lagi, dari sisi kanan. Pengalaman sederhana ini mengingatkan saya kembali tentang pentingnya bertetangga karena merekalah “saudara” terdekat yang sesungguhnya. Yang paling mampu membantu di saat genting. Kita butuh mereka, pun sebaliknya.
Isu bertetangga tamapk sepele, tapi penting. Ibarat “saudara”, hubungan kekeluargaan ini memang tak selamanya harmonis. Itulah yang akhirnya mengembangkan karakter kita sebagai manusia dan komunitas. Modalnya satu, tenggang rasa. Soal tenggang rasa, kita bisa menumbuhkembangkan lagi hubungan dengan sisi kiri-kanan, depan-belakang, bahkan satu rukun. Misalnya, lewat arisan atau rapat lingkungan untuk membahas kebersihan.
Atau, berbagi makanan hasil eksekusi resep yang ‘agak’ gagal. Bukankah ketidaksempurnaan selalu mampu menjadi bahan obrolan menyenangkan yang bisa memupuk rasa saling percaya? Toh, mereka (tetangga) pun sama, bergulat ingin melampaui segala kekurangannya. Nova sudah siapkan ide-ide resep hidangan hantaran yang bisa mempermanis hubungan dengan para tetangga. Saya, sih, akan memulainya dengan mengantarkan ke sisi kanan. Hahaha. Let’s try our best! Selamat menjalin persaudaraan dengan saudara sekitar. Sampai bersua kembali pekan depan!
Salam hangat
Indira Dhian Saraswaty