Diabetes merupakan salah satu penyakit yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Suatu penyakit di mana tubuh tidak mampu menghasilkan insulin, hormon pengatur gula darah. Kalaupun mampu, insulin yang dihasilkan tak cukup untuk memenuhi kadar insulin dan tidak bisa bekerja dengan baik.
Hal ini kemudian akan menyebabkan jumlah kadar gula dalam tubuh akan melebihi batas wajarnya. Kok, bisa, ya, penyakit ini menyerang tubuh kita? Tentu bisa, apalagi kalau didukung oleh gaya hidup kita sehari-hari. Seperti kurang tidur, stres, dan malas berolahraga.
Belum lagi jika hobi ngemil dan makan makanan yang mengandung banyak gula, asupan kalori ke dalam tubuh pun menjadi berlebih. Tanpa disadari hal tersebut membuat kandungan gula darah meningkat. “Itulah sebabnya, mengapa diabetes disebut sebagai the silent killer,” ujar dr. Roy Panusunan Sibarani, SpPDKEMD, spesialis endokrin yang juga anggota Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA).
Dari data Diabetes Atlas Edisi ke-8 yang diterbitkan oleh International Diabetes Federation pada tahun 2017, ada lebih dari 199 juta wanita yang hidup dengan diabetes. Dua dari lima wanita dengan diabetes berada pada usia produktif, terhitung lebih dari 60 juta wanita di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, diabetes ini tidak bisa dianggap remeh. Diabetes termasuk penyakit mematikan ketiga bagi wanita. Dari data yang dikeluarkan Riskesdas Kemenkes tahun 2014, di Indonesia jumlah wanita yang menderita diabetes lebih tinggi 2,1 persen dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini sangat disayangkan, karena sejatinya wanita merupakan garda depan akan pengaturan konsumsi nutrisi yang cukup, pengaruh kebiasaan gaya hidup, dan pola makan dalam rumah tangga yang mampu mencegah diabetes. Menurut dr. Roy hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan para wanita terhadap penyakit dan bahaya diabetes.
