Jika tidak ingin diperintah bekerja di akhir pekan atau di hari libur lainnya, jadilah big boss atau jangan jadi pegawai, sekalian. Tapi apa daya. Kita masih jadi pegawai, dan si bos mendadak menyuruh masuk kantor, padahal besok, kan, tanggal merah?
Tapi, menurut Yuliana F. Hartanto, pendiri dan pengajar Guru Grooming Indonesia, wajar jika kita harus bekerja di hari libur. Dalam pekerjaan, kadang kala ada sesuatu yang mendadak muncul atau harus kita tuntaskan dengan cepat tanpa bisa menunggu.
“Bekerja di hari libur merupakan hal wajar, karena ada pekerjaan yang harus cepat diselesaikan dan tidak bisa menunggu kita. Menunggu kita tidur dulu, menunggu kita berlibur, dan sebagainya.” Artinya, menurut Yuliana, tidak seharusnya kita menolak bekerja di hari libur. Jika itu memang karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal dan harus diselesaikan, maka kita harus segera mengerjakannya.
Dalam setiap pekerjaan pasti ada sacrifice-nya. “Tapi jika pekerjaan itu bisa ditunggu atau ditunda, kita punya hak dan tak perlu mencaricari alasan untuk menolak. Cukup bilang ‘maaf, saya tidak bisa bekerja hari ini’. Namun jika itu merupakan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, maka kerjakanlah,” ujar Yuliana.
Tapi, sebenarnya sah atau tidak, sih, kita menolak perintah si bos ngantor di hari libur sementara itu pun bukan hal yang harus diselesaikan segera? Untuk melindungi para pekerja, pemerintah telah menetapkan peraturan jam kerja. Seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 77 sampai pasal 85, tentang ketenagakerjaan.
Normalnya, karyawan yang bekerja selama lima hari dalam satu minggu memiliki total jam kerja selama 40 jam seminggu. Itu jika setiap harinya bekerja selama delapan jam. Jam kerja seperti ini sering kita jumpai pada pegawai kantor, yang bekerja dari pukul delapan pagi hingga lima sore.
