Tampilkan di aplikasi

Desa Penglipuran, wajah asli kampung Bali

Tabloid NOVA - Edisi 1584
4 Juli 2018

Tabloid NOVA - Edisi 1584

Setiap pekarangan rumah di desa diharuskan memiliki bangunan bambu. / Foto : Kadek Sonia Piscayanti

NOVA
Jangan bayangkan Desa Penglipuran berada di tempat terpencil. Meskipun tradisi-tradisi kuno masih kuat melekat dalam keseharian penduduknya, lokasi desa ini bukanlah di pedalaman yang sulit dijangkau. Setiap hari ratusan orang berkunjung ke desa tersebut. Tentu karena desa ini berbeda dengan desa lain di Bali. Selain udaranya sejuk dan dikelilingi alam yang indah, arsitektur bangunan desa unik dan tata letak pemukiman terlihat sangat rapi.

Desa Penglipuran juga amat bersih, bahkan beberapa kali mendapat penghargaan sebagai desa terbersih di dunia. Wayan Wika Wijaya, salah seorang tokoh pemuda di Desa Penglipuran menyebut bahwa Penglipuran bisa diartikan sebagai tempat untuk menghibur diri atau melipur diri. “Tempat ini konon biasa digunakan sebagai tempat peristirahatan raja-raja pada zaman kerajaan.”

Ingat Leluhur. Sebenarnya, nama Penglipuran berasal dari kata eling ring pura. Artinya selalu ingat pada pura (tempat persembahyangan) atau bisa diartikan dengan selalu ingat leluhur. Leluhur warga Desa Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede, sebuah desa tradisional yang juga berada di wilayah Bangli.

Agar selalu ingat pada leluhur, mereka membangun tempat tinggal dengan arsitektur yang sama dengan arsitektur di tempat leluhurnya. Bahkan sejumlah bangunan dengan arsitektur kuno harus dipertahankan semua warga, di antaranya rumah bambu dan sebuah balai panjang yang biasa digunakan sebagai tempat tidur dan tempat menerima tamu.

“Yang paling unik adalah bangunan bambu yang semua bahannya harus dibuat dengan bahan bambu,” tambah Wika. Dulu hampir semua kegiatan warga dilakukan dalam bangunan bambu tersebut, mulai memasak, tidur, bahkan sekadar bercengkerama bersama keluarga.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI