Tampilkan di aplikasi

Asep “Menelan” Peluit, “Aku merasa dia sengaja menyembunyikan kesedihannya"

Tabloid NOVA - Edisi 1614
28 Januari 2019

Tabloid NOVA - Edisi 1614

Mulyani tak tega melihat Asep di-bully gara-gara peluit

NOVA
Selama dua bulan Asep Yaya hidup dengan peluit berukuran sekitar 2 cm di dalam kerongkongannya. Dan selama itu, bukan hanya derita yang mencekam bocah berusia 9 tahun itu. Mulyani (44), sang ibunda setiap malam dirundung susah. Mondarmandir mencari siapa yang bisa menolong anak terkasihnya. Soal biaya, dia tak lagi memikirkan. Toh sehari-hari dengan suami, Subandi (49)—yang berjualan ikan hasil tangkapannya sendiri—mereka biasa hidup sangat sederhana.

Akhir Desember lalu, di kampung Cimalang, Bandung Barat, Mulyani (44) mengisahkan penderitaannya—termasuk tentang Asep yang sempat mogok sekolah gara-gara di-bully teman-temannya. Betapa peluit kecil celaka itu sungguh bikin mereka susah.

Begitu Asep bernapas dari dalam kerongkongannya berbunyi “teettt teettt teeet”. Kalau enggak ada apa-apa, mungkin lucu. Tapi ini sambil jalan di belakang Bi Min, anak saya itu keliatan pucat. Ini si Asep keselek pet-petan, kata bibinya itu. Badanku langsung berasa dingin, gemetaran. Kok, bisa ya Asep nelen peluit? Enggak kalah gemetaran, Bi Min langsung cerita .

Katanya , semula Asep main dengan Dika, anak Bi Min yang baru 4 tahun. Enggak tau dari mana, Asep nemu peluit. Sambil duduk di kursi, dia mainin itu peluit. Eh lagi asyik niupniup, tiba-tiba Dika melompat ke punggungnya. Katanya minta digendong. Kontan saja anakku kaget, terus jatuh. Peluit yang masih ada di mulutnya, tertelan.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI