Tampilkan di aplikasi

Kain katun dalam rasa tenun ikat

Tabloid NOVA - Edisi 1618
22 Februari 2019

Tabloid NOVA - Edisi 1618

Kini fashion adalah bagian dari keseharian kita.

NOVA
Kini fashion adalah bagian dari keseharian kita. Pendidikan fashion semakin banyak. Asosiasi desainer fashion terus bermunculan. Kegiatan fashion show semakin sering. Brand fashion semakin menjamur. Kita sebagai konsumen tentu semakin senang, karena ada semakin banyak pilihan. Tapi di balik gegap gempita dunia fashion di Indonesia, ternyata ada sejumlah kesulitan yang dirasakan oleh para desainer. Salah satunya kesulitan dalam membuat produk yang sama secara berulang. Alasannya, karena ketersediaan bahan yang terbatas.

Lalu, ada pula masalah akses untuk mendapatkan bahan berkualitas yang dapat digunakan sebagai bahan baku serta adanya permintaan minimum order. Kesulitan-kesulitan inilah yang mendorong perusahaan tekstil Lucky Print Abadi mendirikan Lucky Design Studio, yang terdiri dari para desainer kreatif yang mengikuti perkembangan tren tekstil dan fashion Asia, Eropa, maupun Amerika. Divisi ini setiap tahun mengeluarkan 2 kali Trend Fabric Forecast (Spring Summer dan Fall Winter). Supaya mudah dinikmati masyarakat luas, tren ini lalu diimplementasikan melalui fashion show.

Bila tahun 2018 lalu perusahaan tekstil ini berkolaborasi dengan desainer Danjyo Hyoji, tahun ini dipilihlah desainer Phangsanny, dengan tema Equilibre (keseimbangan-keharmonisan). Sebuah tema yang akan mengingatkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan, keselarasan, dan keharmonisan antara teknologi dan alam. Salah satu tema yang diusung oleh Phangsanny adalah Terbuai. Pada karya ini, Phangsanny menggunakan kain katun produk Lucky Print Abadi, yang di-print dengan motif tenun ikat Sumba. Hasil karyanya bisa Anda nikmati di halaman ini.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI