Perlu/Tidak Punya Fake Account?
Saya termasuk generasi yang bersosialisasi di dunia maya sejak usia belasan. Tepatnya SMP. Di masa itu, kami mulai dengan email, chat room, messenger. Kini, berteman atau berjejaring di dunia maya makin banyak wadahnya. Kalau saya sebut Instagram, Facebook, YouTube, Twitter, pasti Sahabat NOVA mengangguk setuju.
Sekilas, aktivitas sosial kita di dunia maya seperti beda antara dulu dan sekarang. Pada dasarnya, sih, kegiatan tetap sama, hanya saja perilaku kita berubah. Tak percaya, coba kita pakai contoh sehari-hari, ya.
Dulu, nama akun yang dipakai untuk mewakili diri adalah nama-nama unik bin aneh. Misalnya, saya punya teman yang nama akun emailnya jalankakicapek@ rocketmail.com, kelincibulan@aol.com, atau nasigoreng70@hotmail.com.
Ah, pasti mereka punya alamat email yang serius, dong?! Nope. Tidak ada. Dulu, satu akun cukup, dan nama-nama ini sengaja dibuat “beda” kerena dunianya pun beda (baca: ada dunia nyata dan maya tadi).
Sekarang? Justru kita cenderung memakai nama asli. Alasannya: Personal branding. Itu yang dicontohkan para selebritas dan artis media sosial alias influencer. Dan jika kita mau jujur, siapa sih yang enggak tergiur bisa seperti para influencer? Hehe.
Tapi punya akun serius kadang membuat kita jadi membatasi diri. Kalau kita post suka-suka, nanti ada yang komen miring. Kalau kita penasaran, lalu lihatlihat akun orang lain, mereka bisa tahu. Dan, amit-amit, jadi ngomongin kita di belakang.
Hidup (meskipun sebetulnya itu terjadi di dunia maya) mendadak jadi sulit.
Dari situlah banyak orang lalu membuat akun baru. Aha, ini dia solusinya! Kita jadi bisa kepoin akun orang lain dan kegiatannya (bahkan mantan!) diamdiam, kita jadi bebas komen soal postingan orang lain yang menurut kita oke atau bahkan buruk. Ekstremnya: Kita jadi bisa like postingan kita sendiri di akun utama. HA! Ada beberapa sebutan untuk akun kedua ini: second account, fake account, sampai “Finsta” untuk Fake Instagram.
Pertanyaannya: Apakah Sahabat NOVA melakukan ini juga? NOVA bertanya soal seluk-beluk hidup dengan lebih dari 1 akun medsos ke ratusan perempuan lewat Instagram @tabloidnovaofficial. Lalu, kami bertanya balik ke beberapa pakar komunikasi, media sosial, dan budaya tentang fenomena ini.
Hasilnya menarik! Bagi Sahabat NOVA yang hanya punya 1 akun, mungkin setelah membaca akan bertimbang-timbang untuk tambah lagi.
Who knows? Saya pun tertarik. Bukan untuk pura-pura atau petak umpet, ya. Untuk post potongan obrolan saya dan Ibu yang 40% inspiratif, 60% komedi. Ada yang mau follow?
Salam hangat,
Indira Dhian Saraswaty