Tampilkan di aplikasi

Hati-hati body shaming, serangannya perlahan tapi mematikan

Tabloid NOVA - Edisi 1660
16 Desember 2019

Tabloid NOVA - Edisi 1660

Body shaming bukan hal sepele.

NOVA
“Saya dari kecil sampai sekarang kayaknya terus mendapat body shaming gara-gara memang diberi ‘rezeki’ berupa kelebihan berat badan. Dulu, apalagi. Setiap hari dikatain gendut sampai ‘si Gendut’ jadi nama panggilan. Kadang malu dan jadinya enggak percaya diri buat jalan di depan banyak orang. Pasti diketawain, padahalkan bukan saya yang bisa milih mau badan kayak gimana. Sempat kepikiran sih, kesal juga sama teman yang ngasih julukan itu,” keluh Armand (24) pada NOVA.

Celakanya, Armand tak sendiri. Ada juga cerita Tentry, seorang karyawan swasta yang juga mengalami hal serupa. Bahkan, kali ini perilaku body shaming muncul juga dari keluarga. “Saya merasa dunia enggak adil, dan semua orang jahat. Enggak ada yang belain, bahkan keluarga juga sering bully. Badan saya itu dari kecil memang sudah besar, rambut saya keriting, dan kulit saya hitam, saya sering dibilang kaya gorila. Apalagi waktu SD ada iklan gorila cokelat, itu sering banget temanteman bully saya soal itu.

Terus dari keluarga juga begitu. Saat kumpul keluarga yang jadi pusat perhatian itu tubuh saya, dibilang, Kok semakin gede, jelek banget, enggak ada yang mau entar. Itu omongan yang datang dari keluarga. Efeknya, saat remaja, saya sempat kepikiran untuk bunuh diri dan marah sama Tuhan, karena menciptakan saya berbeda dari perempuan pada umumnya,” ungkap Tentry (28).

Well, mendengar cerita dari dua sahabat kita di atas, ada rasa sedih. Anda pernah juga jadi salah satu yang mengalami? Atau justru jadi salah satu yang melakukan? Jawab saja dalam hati.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI