Tampilkan di aplikasi

Imunoterapi, secercah harapan bagi penyintas kanker

Tabloid NOVA - Edisi 1661
26 Desember 2019

Tabloid NOVA - Edisi 1661

Jika selama ini penyintas kanker bergantung pada kemoterapi, kini ada metode baru pengobatan, yaitu imunoterapi.

NOVA
“Saya ingat banget hari Senin waktu itu saya ke dokter paru, diperiksa dan langsung diminta CT scan dan biopsi. Setelah itu, seminggu kemudian saya dipanggil untuk lihat hasilnya. Ternyata tanpa disadari, saya kanker paru sudah stadium empat. Saya kaget, keluarga juga kaget. Bahkan kakak saya justru yang frustasi. Soalnya saya hidup sudah sehat, tidak merokok, dan sebaginya. Proses untuk menghadapi kenyataan itu susah,” ungkap Indah (47) dengan tatapan penuh ketegaran pada NOVA.

Indah tidak sendiri. Ada juga, Maria Goreti seorang penyintas kanker payudara yang sempat hilang harapan karena kenyataan bahwa dirinya mengalami penyakit mengerikan ini. “Waktu pertama kali dokter menyatakan kepada saya, tubuh saya gemetar, keringat dingin, tapi saya enggak nangis. Cuma begitu di kamar tidur, saya menangis sejadi-jadinya. Pikiran saya nomor satu adalah: saya mati, tidak ada harapan,” ujar Maria sedikit bergetar mengingat masa itu.

Ya, siapa yang tak kaget, sedih, hingga mungkin marah dan kecewa ketika resmi didiagnosis mengidap kanker dalam tubuhnya. Wajar saja. Karena kanker merupakan penyakit yang berbahaya dan menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia.

Berdasarkan data WHO tahun 2018 ada sekitar 9,6 juta orang meninggal dunia karena kanker. Bahkan, 57 persen di antaranya berasal dari Asia. Di Indonesia sendiri lebih dari 207.000 orang meninggal karenanya dengan porsi paling besar diduduki oleh kanker paru-paru, diikuti kanker payudara dan jenis lainnya.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2014, ada 1,4 per 1.000 penduduk yang mengalami kanker. Hal ini meningkat menjadi 1,8 per 1.000 penduduk di tahun 2018. Bukan hanya itu, orang yang menjadi penyintas kanker tak hanya digerus secara fisik saja oleh penyakit. Aspek finansial hingga psikososial pun pasti ikut terkena dampaknya.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI