Minggu, 14 Juni lalu, kami mengadakan Kelas Kreasi NOVA: Crochet untuk Pemula. Target untuk dua pertemuan adalah sebuah syal pendek. Dengan antusias, saya ikut beli benang dan hakpen (jarum untuk crocheting), dan berusaha mengikuti kelas. Meski pemula, saya pernah juga berkarya dengan benang wol. Duluuuu banget, kira-kira di usia 6 atau 7 tahun.
Ibu saya mengajarkan cara buat karpet dengan teknik latch hook. Itu memori menyenangkan. Ibu saya sabar dan santai menjelaskan. Mungkin karena ini hobi, ya. Beda cerita kalau lagi mengajarkan tentang pengurangan ke bawah (dengan meminjam puluhan) atau pecahan. Saya ingat betul, Ibu seperti mau naik pitam. Sebab 10 kali ditanya, 10 kali pula jawaban saya salah, haha.
Supertakut diajar Ibu juga jadi momen tak terlupakan. Belum juga paham pelajarannya, sudah ditambah rasa tegang pula. Itu sebabnya, si Indy yang berusia 7 tahun lebih suka belajar di sekolah. Sayangnya saat ini generasi anak-anak kita tak bisa memilih. Kalau pun ada yang juga tegang diajar langsung oleh orangtuanya, mereka tak punya kemewahan opsi belajar di sekolah dengan teman-teman.
Anak stres, orangtua juga sama. Harihari karantina dan belajar di rumah seperti membongkar pasang apa yang kita pahami soal pendidikan anak. Yang tadinya peran asah, asih, asuh berbagi dengan sekolah selama 7-8 jam, sekarang full di orangtua (ibu dan ayah). Paling tidak 15 jam, setiap hari, sepanjang minggu, hingga mungkin akhir tahun ini. Tidak mudah, dan memang tidak ada yang siap.
Solusi untuk tiap keluarga tak ada yang sama, sehingga kami terdorong untuk mengulasnya di edisi kali ini. Pendidikan formal, nonformal, informal, mana yang cocok buat anak serta pas dengan Anda dan suami sebagai orangtua? Bagaimana pengalaman mereka yang sudah mencoba? Semoga semuanya membantu Anda bertimbang untuk memilih yang terbaik. Agar yang tinggal di ingatan Anda dan si anak dari masa pandemi ini bukan soal sama-sama tersiksa. Tapi memori hubungan anak-orangtua yang membangun, menyenangkan, dan penuh kasih.
Salam sehat lahir batin, Indira Dhian Saraswaty