Halo, Sahabat NOVA. Apa kabar tagihan bulanan Anda selama 3 bulan ini? Ada yang bikin geleng-geleng kepala? Kalau saya ada: kombo tagihan listrik dan air! Kalau biasanya bayar Rp200.000 sampai Rp400.000 sebulan, selama pandemi bisa Rp1 juta per bulan. Iuran lingkungan dan air yang biasanya hanya Rp200.000-an/bulan kini menuju Rp400.000. Belum lagi biaya internet.
Saya sudah bukan geleng-geleng lagi, ini sudah tepok jidat! OMG, ya amplop. Hehe, mengawali sapaan dengan bahas tagihan agak aneh, ya? Tapi kadang saya melakukan seperti ini kalau bertemu sahabat-sahabat. Tanpa ba-bi-bu, langsung cerita ke pokok permasalahan, haha. Lagipula, saya yakin buat Sahabat NOVA pun tagihan membengkak adalah perkara serius.
Nah! Berbekal semangat “harus bisa!” dan dorongan wajib untuk mengetatkan pengeluaran, selama 2 minggu ini saya berpikir bagaimana mengurangi semua biaya heboh tadi. Pikir saya, kalau NOVA selalu mengingatkan bahwa perempuan harus #PintarAturUang, itu artinya saya pun harus bisa. Kalau diteliti, tagihan listrik saya naik garagara pemakaian AC, atau pendingin ruangan.
Kalau dulu kami baru memasang AC di malam hari sepulang kegiatan, sekarang panas dikit langsung ON. Tiga orang dengan kesibukan berbeda dan kebutuhan konsentrasi terpisah, artinya tiga ruangan dengan tiga AC menyala. Pernah, sih, berusaha hemat tanpa AC dan hanya kipas angin di ruang tengah.
Tapi astaga, panasnya cuaca belakangan ini membuat saya jadi mandi 3x sehari! Ehem, itu artinya apa? Biaya air bertambah. Sudah rajin mencuci karena protokol cegah virus corona, tambah lagi si penghuni rajin mandi. Solusi praktisnya ternyata sederhana banget. Saya mengganti pemakaian AC dengan kipas angin ukuran sedang. Itu, lho, yang panjang bilahnya paling hanya 6-8 inci. Saya pilih yang di lapak online yang watt-nya tak lebih dari 50, harganya tak sampai Rp100.000, bergaransi, dan lokasi penjual dekat rumah agar ongkir tidak mahal.
Intinya: Problem saya adalah belum mengubah pola pikir dan kebiasaan. Masih sama saja seperti masa sebelum karantina. Kalau panas dan gerah, ya masuk ruang ber-AC. Padahal, ada banyak cara lain: minum air, pakai kipas angin, ubah posisi meja kerja, buka jendela! Beradaptasi memasuki era new normal itu artinya mengubah cara pikir seperti cerita saya tadi.
Ingat-ingat juga, bahwa ini bukan hanya untuk 1-2 bulan ke depan, ya. Ini untuk jangka panjang. Perlu dibiasakan. Sahabat NOVA juga pasti mengalami apa yang saya alami. Dan seperti saya, mungkin Sahabat NOVA juga enggak ngeh kalau itu adalah cara termudah untuk kita siap masuk masa kenormalan baru. Yuk, mulai dipikir-pikir kebiasaan baru apa yang bisa kita teruskan.
Salam sehat selalu!