Tampilkan di aplikasi

Happy hypoxemia, bikin Covid-19 makin parah?

Tabloid NOVA - Edisi 1700
22 September 2020

Tabloid NOVA - Edisi 1700

Sudah mau akhir tahun tapi penderita Covid-19 di Indonesia belum juga menurun. Malah sekarang timbul masalah baru. Apa itu?

NOVA
Belakangan ini ramai diperbincangkan di berita dan media sosial mengenai happy hypoxia. Penyakit apa ini? Kok, ada kata “happy”-nya? Kata happy biasanya, kan, merujuk pada suasana emosi yang baik dan hati yang bahagia atau senang. Tapi ternyata happy yang satu ini jauh dari rasa bahagia. Apalagi, bagi para penderita Covid-19. Dan yang perlu diluruskan, sebenarnya istilah yang benar adalah happy hypoxemia. Happy hypoxia memiliki pengertian lain.

Tapi apakah sebenarnya happy hypoxemia ini dan apa hubungannya dengan happy hypoxia? Kenali Gejala Sebelum sampai pada happy hypoxemia, kita wajib tahu dulu apa itu hypoxemia. Hypoxemia adalah sebuah kondisi, bukan penyakit. Kondisi di mana kadar oksigen di dalam darah berada di bawah nilai normal. Artinya, apabila kadar oksigen diukur oleh saturasi oksigen, angkanya berada di bawah 95 persen atau PaO2 di bawah 80 mmHg.

Sedangkan hypoxia adalah suatu kondisi apabila jaringan yang ada di dalam tubuh kita kekurangan oksigen. Meskipun kita lebih sering mendengar happy hypoxia, menurut Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR., Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), istilah happy hypoxemia lebih tepat digunakan mengingat definisi dari kondisi yang terjadi.

“Jadi berbeda. Tapi umumnya hypoxemia jika berlanjut terus akan menjadi hypoxia pada jaringan tubuh,” jelas dr. Agus Agus saat dihubungi NOVA. Bagaimana penjelasannya? Oksigen yang kita hirup akan masuk ke tubuh dan diikat oleh komponen darah (hemoglobin) lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Lalu otot, organ tubuh, dan otak, akan mendapatkan oksigen dari hemoglobin tadi. Alhasil, ketika kadar oksigen di dalam darah sudah kurang, maka akan berdampak pada kurangnya oksigen pada jaringan pula.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI