Banyak korban kekerasan keuangan yang tidak sadar dan menganggap itu adalah hal biasa. Yuk, kita pahami dulu, agar kita tak mengalaminya. Kalau soal keuangan keluarga, aku sama suami itu sering beda prinsip. Aku pribadi lebih prioritasnya ke kebutuhan seperti makanan sama sekolah anak.
Soal senang-senang dan hobi, ya, nanti dululah. Tapi kalau suami beda. Dia anggap hobinya itu kebutuhannya. Jadi, kan, pasti pengaruh ke keuangan keluarga,” begitu curhat Anggi Putri, perempuan yang sudah 4 tahun menikah ini. Sebenarnya kasus ini belum bisa disebut sebagai kekerasan keuangan.
Tapi bila gara-gara sang suami mementingkan hobinya sehingga uang yang diberikan kepada istri jumlahnya sangat kecil, lalu istri dipaksa untuk mencukupinya, itu baru disebut kekerasan keuangan. Kekerasan finansial ini lebih banyak dilakukan suami kepada istri. Ada juga, sih, kasus kekerasan keuangan istri terhadap suami, tapi jumlah jauh lebih sedikit.
Misalnya, suami memberikan seluruh gajinya kepada istri, tapi ketika suami membutuhkan uang untuk keperluan penting, istri tidak memberikan. Kekerasan keuangan ini kadang-kadang erat juga hubungannya dengan KDRT. Bisa didahului oleh KDRT, bisa juga memicu munculnya KDRT. Lantas bagaimana agar kita terhindar dari masalah ini?
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.