Kalau sedang mengantuk atau lelah rasanya belum lega kalau tak menguap sambil meregangkan badan. Apalagi situasi tidak memungkinkan kita untuk tidur, maka dengan dua kegiatan tadi rasanya tubuh bisa jadi sedikit segar. Bahkan, nih, kadang-kadang kita memaksa untuk menguap selebar-lebarnya agar rasa kantuk dan suntuk hilang.
Memang terasa melegakan, tapi ternyata bisa jadi bahaya bagi kesehatan, lho. Bahaya seperti apa? Belum lama ini ada video viral yang menampilkan seorang pria yang tak bisa menutup mulutnya, yang ramai dibicarakan di Instagram. Video ini diunggah oleh akun seorang dokter @drhelmiyadi_hk dengan keterangan “Jangan menguap terlalu lebar dan ketawa terlalu ngakak kalau tidak mau seperti ini.” Ya, pria tersebut tak bisa kembali menutup mulutnya sesaat setelah menguap lebar. Tentu unggahan ini mendapat banyak perhatian dari warganet, bahkan sampai saat ini sudah ada 21.545 orang yang menontonnya. Tak sedikit juga yang bertanya-tanya, kok, bisa, ya?
Menguap dan Tertawa Bisa Bahaya. Menurut dr. Helmiyadi Kuswardhana, SpOT., dokter spesialis orthopedi dan trauma, pria dalam video tersebut adalah pasiennya yang mengalami dislokasi pada rahang setelah menguap dengan lebar. Dislokasi pada rahang ini terjadi karena adanya kelemahan otot, ligamen, dan kapsul di daerah sendi TMJ (temporo-mandibular joint) yang akan memengaruhi posisi rahang.
Nah, gejala klinis yang paling umum adalah terjadinya ketidakmampuan untuk menutup rongga mulut, kesulitan berbicara, air liur menetes, dan inkompetensi bibir. Bahkan, kondisi ini akan meregangkan ligamen dan otot yang memicu nyeri orofasial (nyeri pada area rongga mulut, wajah, maupun leher) lokal yang intens.
