Rasanya senang, bahagia, kalau melihat pasangan serasi mengesahkan hubungan. Jangankan melihat adik, kakak, atau sahabat yang menikah. Melihat pasangan selebritas yang tidak kita kenal saja, bisa bikin kita baper luar-dalam. Misalnya saja, saat melihat lamaran Leslar—Lesti dan Billar—yang heboh itu. Rasanya ikut haru, terhanyut, bahkan bisa sampai menitikkan air mata. Baper boleh saja, asal terjemahannya adalah turut berbahagia.
Yang belum menikah, boleh berharap bisa meresmikan hubungan semanis Leslar. Yang sudah menikah, boleh membayangkan bisa menikahkan putra-putri seindah dan semewah itu. Yang tidak boleh itu kalau bapernya berbentuk iri, apalagi julid, lebih-lebih lagi sampai banding-bandingkan pasangan kita dengan si seleb. Karena, ibarat kita sebagai manusia memiliki kode uniknya masing-masing, ketika dua kode unik digabung, hasil kombinasinya secara matematis akan tak terhingga.
Begitulah kombinasi bentuk hubungan dari sepasang manusia. Semua berbentuk kode unik yang spesifik—bahkan mungkin rumit. Sehingga, membandingkan kemesraan hubungan kita dan pasangan dengan pasangan lain adalah sebuah kesia-siaan. Buat sebagian orang, memberi bunga jadi hal paling manis bersama pasangan. Buat sebagian lainnya, mengucap maaf jadi hal paling menyentuh.
Tapi buat sebagian lainnya lagi, bisa jadi berdebat adalah wujud sayangsayangan dan bertengkar adalah kegiatan paling romantis yang bisa dilakukan. Tapi, sesekali boleh, lho, membiarkan diri terbawa oleh tokoh film, sah saja. Yang dulu baper dengan Dilan di film Dilan 1990 dan Dilan 1991, kini bisa kembali ber-baper ria dengan kehadiran Iqbaal di film barunya. Siapa tahu, baper bersama pasangan adalah kode unik Anda berdua. Silakan simak dulu beritanya di edisi ini.
Salam cinta. Made Mardiani Kardha