Kegagalan adalah sesuatu yang tak terpisahkan dari proses program kehamilan. Perempuan yang hamil secara alami pun bisa mengalaminya. Apalagi yang hamil melalui program “buatan”. Menurut dr. Maitra Djiang Wen, Sp.And-KFER, MClinEmbryol., dokter Spesialis Andrologi dan Kepala Laboratorium Embriologi Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, perempuan yang melakukan program bayi tabung lebih berisiko alami keguguran.
“Bayi tabung itu, kan, kehamilan yang lebih berisiko, karena dia tidak secara alami. Bukan berarti seluruhnya akan selalu lebih tidak kuat. Tapi, memang faktor-faktor penyebab keguguran itu akan secara alami banyak (terjadi) di bayi tabung. Karena secara kualitas embrio belum tentu lebih baik,” ujar dr. Maitra dalam acara live Instagram bersama NOVA beberapa waktu lalu.
Mestinya, para calon orangtua paham bahwa program kehamilan seperti bayi tabung memiliki risiko kegagalan. Namun tetap saja tak ada yang pernah benar-benar siap saat musibah ini menghampiri. Jika sampai kejadian, pasti emosi dan mental jadi enggak karuan. Sebenarnya ini hal wajar, tapi jangan sampai keterusan dan terpuruk, ya. Berikut beberapa cara agar emosi setelah mengalami keguguran bisa dikendalikan dengan baik.
1. Sadari emosi
Sedih, marah, dan kecewa saat mengalami kegagalan dalam kehamilan sebenarnya hal yang wajar. Saat rasa ini datang, baiknya disadari. Usahakan jangan menyangkal apa yang dialami agar proses pemulihan dari keadaan duka ini bisa segera dilewati dengan baik. Tapi, dalam proses menyadari emosi ini jangan sampai menyalahkan diri atau orang lain. Karena keguguran terjadi oleh banyak faktor. Berdamailah dengan diri, dengan berusaha menerima kondisi dan perasaan yang terjadi.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.