Marissa adalah seorang pemilik toko makanan beku alias Dalam metode transaksi jual beli di frozen food. tokonya, ia menerima pembayaran dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) agar memudahkan pelanggan. Semua transaksi dilayani oleh seorang kasir.
Suatu hari datanglah seorang pelanggan yang berbelanja dan memilih pembayaran menggunakan QRIS. Ia membuka aplikasi e-wallet, scan kode QR yang ada di meja kasir, lalu menunjukkan bahwa transaksi sudah berhasil. Sayangnya, kasir tak bisa memeriksa saat itu juga apakah uangnya sudah benarbenar masuk ke rekening. Ia hanya melihat atau maksimal memfoto bukti transfer dari pembeli saja.
Nah, di sinilah masalah sering terjadi. Mengapa? Celah “transaksi buta” karena kasir tak bisa memantau transaksi QRIS ini bisa dimanfaatkan oleh penipu yang datang berlagak seperti pembeli dengan memalsukan bukti transfer. Ia hanya pura-pura men-scan kode QR dan menunjukkan bukti transfer palsu yang sudah disiapkan.
Pemilik usaha seperti Marissa, tentu merugi. Nah, jika Anda seperti Marissa, yakni punya usaha, mempekerjakan jasa kasir, dan menggunakan pembayaran QRIS, maka wajib tahu cara mengantisipasi modus licik ini.
