Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Hadji Oemar Said Cokroaminoto

Pendiri Dan Pembangunan Kebangkitan Umat Islam Indonesia

1 Pembaca
Rp 25.000 15%
Rp 21.250

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 63.750 13%
Rp 18.417 /orang
Rp 55.250

5 Pembaca
Rp 106.250 20%
Rp 17.000 /orang
Rp 85.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Hadji Oemar Said Cokroaminoto atau Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (Lahir, Ponorogo, 6 Agustus 1882-wafat, 17 Desember 1934) merupakan pemimpin organisasi Sarekat Islam. Beliau adalah anak kedua dari R.M. Tjokroamiseno, seorang pejabat pemerintahan saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah menjadi Bupati Ponorogo. Cokroaminoto bergabung dengan SI pada bulan Mei 1912. Sebagai pelopor pergerakan nasional, beliau mempunyai tiga murid yang kemudian memberikan warna dalam sejarah pergerakan, yaitu: Semaun, Soekarno, dan Kartosuwiryo. Ketika wafat, beliau dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Agus Salim
Editor: Sugimin

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503414
Terbit: Februari 2016 , 69 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Hadji Oemar Said Cokroaminoto atau Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (Lahir, Ponorogo, 6 Agustus 1882-wafat, 17 Desember 1934) merupakan pemimpin organisasi Sarekat Islam. Beliau adalah anak kedua dari R.M. Tjokroamiseno, seorang pejabat pemerintahan saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah menjadi Bupati Ponorogo. Cokroaminoto bergabung dengan SI pada bulan Mei 1912. Sebagai pelopor pergerakan nasional, beliau mempunyai tiga murid yang kemudian memberikan warna dalam sejarah pergerakan, yaitu: Semaun, Soekarno, dan Kartosuwiryo. Ketika wafat, beliau dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.

Pendahuluan / Prolog

Keluarga dan Masa Pendidikan
Wilayah Ponorogo dikenal sebagai kawasan dengan sejarah yang panjang. Masyarakat Jawa mengetahui bahwa Ponorogo adalah kawasan dengan sejarah semangat perlawanan cukup lama. Perlawanan masyarakat Ponorogo ini telah dikenal dalam cerita Serat dan Babad yang menggambarkan perlawanannya terhadap ambisi kerajaan Mataram yang ingin menguasai wilayah ini.

Pada tanggal 16 Agustus 1882, di sebuah desa yang bernama Bakur, lahir seorang bayi laki-laki dari keluarga Raden Mas (RM) Cokroamiseno. Saat itu R.M. Cokroamiseno merupakan seorang priyayi-bangsawan yang sangat dihormati karena jabatannya sebagai Wedana di Kleco, Ponorogo. Dengan kedudukan dan jabatan ini maka R.M. Cokroamiseno beserta seluruh anggota keluarganya sangat dihormati sekaligus disegani oleh masyarakat yang berdiam di seluruh Kleco tersebut.

Selanjutnya Oleh R.M. Cokroamiseno, bayi lakilaki itu diberi nama Oemar Said Cokroaminoto, sebuah nama yang sudah pasti menunjukkan tingkat dan kedudukan kebangsawanan keluarga dari sang jabang bayi. Bayi laki-laki itu merupakan anak kedua dari anak-anak R.M. Cokroamiseno yang seluruhnya berjumlah 12 orang.

Seperti telah diungkapkan, garis keturunan keluarga R.M. Cokroamiseno memang sangat tinggi. Ayah R.M. Cokroamiseno atau kakek Omar Said Cokroaminoto, yakni R.M. Cokronegor, adalah orang yang pernah menduduki berbagai jabatan penting. Bahkan capaian jabatan tertinggi pernah diemban oleh R.M Cokronegoro yakni pernah menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

Daftar Isi

Sampul
Tentang Penulis
Daftar Isi
Keluarga dan masa pendidikan
     Anak bangsawan
     Masa pendidikan
     Bekerja sebagai sekretaris
     Pindah ke Surabaya
Terjun ke dunia politik
     Sarekat Islam (SI)
     Orator Ulung
     Menjadi Anggota volksraad dan dipenjarakan
     Guru Politik
Konflik dalam sarekat islam
     SI-Putih vs SI-Merah
     Krisis Kepemimpinan
Akhir pengabdian