Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Ensiklopedi Tokoh Nasional : S. K. Trimurti

1 Pembaca
Rp 119.000 15%
Rp 101.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 303.000 13%
Rp 87.533 /orang
Rp 262.600

5 Pembaca
Rp 505.000 20%
Rp 80.800 /orang
Rp 404.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Ensiklopedi ini membawa kita ke dalam kehidupan dan perjuangan S.K. Trimurti, seorang tokoh nasional yang berperan penting dalam sejarah Indonesia. Dalam buku ini, kita diajak mengikuti perjalanan Trimurti, mulai dari masa tawanan hingga menjadi orang bebas.

Ketika tiba di Bandung, Trimurti ditampung sementara di rumah Bratanata, seorang rekannya di Partindo. Setelah beberapa hari di Bandung, dengan pengawalan ketat dari tentara Jepang, Trimurti berangkat ke Yogyakarta. Begitu tiba di Yogyakarta, Trimurti dijemput oleh suaminya untuk kemudian dibawa ke Semarang. Selanjutnya, pada 1 Juni 1942, anak keduanya lahir dan diberi nama Heru Baskoro.

Buku ini juga mengungkap bagaimana Trimurti dan suaminya, yang dikenal sebagai anggota Gerindo atau Parindra, ditahan oleh Kenpeitai (polisi intel) Jepang. Baik Gerindo maupun Parindra memang telah dikenal sebagai gerakan anti-fasis.

"Ensiklopedi Tokoh Nasional S.K. Trimurti" adalah sumber pengetahuan yang berharga bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang perjuangan dan kontribusi Trimurti dalam sejarah Indonesia. Dengan narasi yang mendalam dan penulisan yang cermat, buku ini menawarkan pandangan yang unik dan berwawasan luas tentang kehidupan seorang tokoh nasional yang penting.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Agus Salim

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023507016
Terbit: Juni 2023 , 100 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Ensiklopedi ini membawa kita ke dalam kehidupan dan perjuangan S.K. Trimurti, seorang tokoh nasional yang berperan penting dalam sejarah Indonesia. Dalam buku ini, kita diajak mengikuti perjalanan Trimurti, mulai dari masa tawanan hingga menjadi orang bebas.

Ketika tiba di Bandung, Trimurti ditampung sementara di rumah Bratanata, seorang rekannya di Partindo. Setelah beberapa hari di Bandung, dengan pengawalan ketat dari tentara Jepang, Trimurti berangkat ke Yogyakarta. Begitu tiba di Yogyakarta, Trimurti dijemput oleh suaminya untuk kemudian dibawa ke Semarang. Selanjutnya, pada 1 Juni 1942, anak keduanya lahir dan diberi nama Heru Baskoro.

Buku ini juga mengungkap bagaimana Trimurti dan suaminya, yang dikenal sebagai anggota Gerindo atau Parindra, ditahan oleh Kenpeitai (polisi intel) Jepang. Baik Gerindo maupun Parindra memang telah dikenal sebagai gerakan anti-fasis.

"Ensiklopedi Tokoh Nasional S.K. Trimurti" adalah sumber pengetahuan yang berharga bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang perjuangan dan kontribusi Trimurti dalam sejarah Indonesia. Dengan narasi yang mendalam dan penulisan yang cermat, buku ini menawarkan pandangan yang unik dan berwawasan luas tentang kehidupan seorang tokoh nasional yang penting.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
SK Trimurti, perempuan kelahiran Boyolali ini dikenal sebagai pejuang perempuan yang gigih di masa Orde Lama. Namanya hampir tenggelam di tengah sejarah bangsa. Padahal jasanya bagi bangsa ini amat besar. Sebagai wartawan, gerilyawan, pembela kaum perempuan, dan saksi Proklamasi tak terbantahkan. Selain berpolitik, Trimurti juga senang menulis. Guru utama SK Trimurti dalam dunia tulis-menulis adalah Soekarno.

Soekarnolah orang pertama yang meminta SK Trimurti menuangkan tulisannya dalam koran Pikiran Rakyat dan majalah Partindo. Saat di Klaten, Trimurti menulis untuk surat kabar Berdjoeang pimpinan Doel Arnowo. Pada tahun 1935, ia dan teman-temannya di Solo mendirikan majalah Bedug yang bertujuan untuk komunikasi mengenai perjuangan rakyat dan untuk menggugah kesadaran rakyat.

Majalah berbahasa Jawa itu lalu berganti wajah menjadi Majalah Terompet meski tak bertahan lama. SK Trimurti pernah mengelola majalah Suara Marhaeni milik Partai Marhaen Indonesia (PMI). Ia juga membantu mengisi tulisan dalam majalah Suluh Kita dan Sinar Selatan. Setelah menikah dengan Sayuti Melik, SK Trimurti mendirikan majalah Pesat yang terpaksa ditutup ketika Jepang datang karena Jepang melarang semua surat kabar.

Setelah Indonesia merdeka, melalui Api Kartini dan Harian Rakyat, SK Trimurti kerap memperjuangkan nasib perempuan agar sejajar dengan laki-laki. Ia juga kerap mengkritik kebiasaan di masyarakat yang menganggap perempuan sebagai pelengkap atau hanya embel-embel laki-laki semata. Pada tahun 1975 Trimurti bersama dengan teman-temannya mendirikan majalah spiritual Mawas Diri.

Dalam karyanya, ia tak melulu menulis masalah politik, namun juga menulis tentang sosial ekonomi, wanita, dan perburuhan di Kedaulatan Rakyat, Majalah Gema Angkatan 45, Majalah Suara Perwari, Majalah Pradjoerit, Harian Nasional, dan Majalah Revolusioner.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pernah mengabadikan nama SK Trimurti sebagai anugerah atau penghargaan dengan nama Trimurti Award. Perempuan pejuang dari Boyolali ini wafat pada usia 96 tahun, saat bangsa Indonesia merayakan 100 tahun hari kebangkitan nasional.

Selamat membaca

Daftar Isi

Cover Depan
Halaman Prancis
Halaman judul
Copyright
Kata Pengantar
Daftar Isi
Keluarga dan Masa Kecil
Masa Pendidikan
Memasuki Dunia Politik dan Jurnalistik
Masa Pendudukan Jepang
Pergolakan dan Perpecahan
Masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
Mengabdi di Luar Kekuasaan
Wafatnya Sang Pejuang
Daftar Pustaka
Sumber Gambar
Tentang Penulis
Cover Belakang